Masuki Sektor Hulu dan Hilir, Kopitu Ingin Berdayakan Anggota

30 Januari 2019, 08:39 WIB
Ketua Umum Kopitu Yoyok Pitoyo/istimewa

DENPASAR – Dilatarbelakangi kondisi belum berdayanya anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sehingga kelahiran kelahiran Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (Kopitu) diharapkan bisa lebih mengoptimalkan peran seluruh pengusaha.

Ketua Komite Australia-New Zealand Kadin Yoyok Pitoyo mengungkapkan, selama ini anggota harus berjuang sendiri-sendiri. Karena itu, guna mewujudkan kebersamaan anggota, maka lahirlah wadah baru bagi pengusaha Mikro Kecil Menengah (MKM).

Diharapkan, melalui wadah baru ini bisa mewujudkan gagasan dan visi meraih kesuksesan dengan kebersamaan. Diakuinya, biasanya, mereka yang kerap mendapatkan manfaat dari organisasi sebesar Kadin, mereka para ketua atau pengurus, sedangkan kepentingan anggota terabaikan.

Selama ini, Kadin lebih memberi perhatian atau mengurus terhadap pengusaha-pengusaha besar seperti konglomerat sementara pengusaha MKM jarang tersentuh. Karena itulah, mendesak perlunya organisasi khusus yang fokus melakukan pendampingan terhadap pengusaha UMKM.

“Makanya, kita bentuk Kopitu pada pertengahan 2018, ada enam orang pendirinya,” ujar Yoyok dalam perbincangan di Denpasar, Selasa (30/1/2019). Enam orang pendiri lembaga baru itu, ada yang berasal dari Kadin dan luar Kadin. Mereka memiliki perhatian terhadap pengusaha MKM.

Kopitu sebagai wadah di tingkat nasional, yang menyatukan pelaku usaha dan pemangku kepentingan lain baik pemerintah maupun non pemerintah untuk bersinergi meningkatkan kemampuan bersaing UMKM Indonesia.

Wadah baru ini, berkomitmen menginisiasi berbagai usaha dan program kerja yang dapat mendorong kinerja UMKM Indonesia sehingga dapat lebih maju, tangguh dan sejahtera. Dalam programnya, Kopitu ini masuk ke usaha menengah kecil bukan hanya di sisi hilir, yang diharapkan sekarang bisa masuk ke sisi hulu sampai hilir.

“Kami ingin mengubah paradigma MKM itu masuk pada sisi hilirnya saja, melainkan juga bisa masuk hulu, para petani, peternak itu yang harus dikondisikan,” sambungnya. Mereka petani atau nelayan, peternak itu harus dikondisikan. Jadi, Kopitu nanti masuk dari sisi supply change atau semacam rantai makanan dari hulu ke hilir.

Pihaknya melihat praktek monopoli seperti perusahaan pakan yang masuk tidak hanya hulu namun sampai hilir. Kondisi itu sangat membahayakan dan bisa mematikan pengusaha MKM.

“Kita sangat prihatin atas kondisi ini, sepertinya pemerintah kita tidak ada perhatian di situ, ini kan bahaya sekali, sehingga MKM yang mereka pedagang di bawah, cepat atau lambat mereka akan tergerus,” kata owner Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Lumbung Desa ini.

Tidak hanya itu, kini para konglomerat dunia juga masuk ke Indonesia seperti dari Tiongkok yang menguasai sektor-sektor bisnis penting. Mereka tak ragu membakar uang di Tanah Air dalam jumlah besar, untuk mematikan perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil.

Yoyok mengingatkan, keberadaan perusahaan-perusahaan besar yang makin menancapkan kuku bisnis ke daerah, menguasai hulu sampai hilir ini akan menggerus pengusaha kecil di daerah dan pemerintah tidak secara tegas membuat regulasi yang melindungi pengusaha MKM. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini