Masyarakat Ingin Revitalisasi Teluk Benoa Terus Disosialisasikan

28 April 2015, 08:10 WIB
Pertemuan sosialisasi revitalisasi Teluk Benoa dengan PKK di Lingkungan Kerta Dharma Pemecutan Denpasar Barat,

Kabarnusa.com – Warga Kota Denpasar makin memahami untuk tidak terus terjebak pada wacana prokontra revitalisasi Teluk Benoa sebaliknya mencari jalan terbaik terhadap masuknya investasi di Bali.

Setidaknya itu tergambar saat pertemuan ibu-ibu PKK di Lingkungan Kerta Dharma Pemecutan Denpasar Barat, belum lama ini dengan aktivis perempuan Dewa Ayu Sriwigunawati dan Anie Asmoro.

Dalam pertemuan yang dihadiri klian Dinas Anak Agung Gede Mayun Editeoman Siarta dan Sekretaris Klian Adat Wayan Sumiarsa, berbagai hal diungkap terkait rencana revitalisasi Teluk Benoa.

“Selama ini, banyak isu negatif digulirkan terkait revitalisasi Teluk Benoa seperti akan ada tsunami, Kota Denpasar akan tenggelam karena banjir dan seterusnya,” tutur Sri.

Isu-isu miring yang terus dikembangkan sebagaimana dilansir beberapa media, kata Sri, tidaklah demikian halnya.

Sri menegaskan, tidak dalam posisi untuk meminta masyarakat mendukung atau menolak atas wacana itu, melainkan ingin mengajak agar masyarakat berfikir jernih, meletakkan masalahnya secara obyektif.

Jika dikatakan, ada ancaman banjir, saat ini beberapa wilayah di Denpasar juga sudah dilanda banjir. Padahal, reklamasi belum dilakukan.

Demikian juga, isu tsunami bukan karena ada reklamasi atau tidak seperti terjadi di Aceh tahun 2009. Sekalipun suatu daerah tidak ada reklamasi, jika kondisi alam terjadi perubahan, maka akan terjadi tsunami.

“Saya berkewajiban menyampaikan hal ini, sebab suka atau tidak suka, saya harus mengatakan. Kalau soal tsunami itu urusan Tuhan,” tandas Ketua Forum Perempuan Bali Karya itu.

Menyinggung soal rencana reklamasi, menurutnya, para pakar lingkungan telah melakukan kajian pembangunan pariwisata di Teluk Benoa. Diketahui, jika kawasan itu tidak berhadapan dengan laut lepas, atau merupapakan daratan yang menonjol.

Saat ini, belum ada pembangunan karena masih proses panjang seperti melalui tahapan AMDAL.

Selain itu, pemerintah belum memiliki Perda Zonasi sehingga pembangunan hotel demikian pesat yang berimbas pada lingkungan. Banyaknya sampah baik dari hotel atau warga yang menumpuk dan mengganggu saluran air turut memicu terjadinya banjir di Denpasar.

“Jadi, isu kalau reklamasi Teluk Benoa akan menyebabkan banjir dan kemacetan tidaklah benar. Sekarang saja, banjir dan macet sudah terjadi,” tegasnya lagi.

Karenanya, Sri meyakinkan jika nantinya rencana revitalisasi Teluk Benoa benar-benar dilakukan, masyarakat diminta tidak terlalu takut.

“Saya bukan dalam kapasitas untu mendukung atau menolak reklamasi, menjadi kewajiban kami agar masyarakat tahu bagaimana pembangunan di Teluk Benoa, jangan takut dengan isu ada tsumami di Bali, sebab sudah ada kajian matang,” tukas dia.

Jika nantinya, mega proyek itu berjalan, maka dirinya berkepentingan untuk memastikan, harus bisa dinikmati untuk kesejahteraan masyarakat Bali, seperti merekrut tenaga kerja. 

Usai mendengar paparan Sri, ibu-ibu di wilayah itu bersemangat ingin bisa melihat kondisi langsung Teluk Benoa saat ini, termasuk mendengarkan lebih detil bagaimana konsep pengembangan, pemanfaatan atau revitalisasi Teluk Benoa di Kabupaten Badung itu.

Sementara AA MAyun mengatakan, masyarakat sejatinya menginginkan sosialisasi yang lengkap dan utuh terhadap suatu rencana kegitan pembangunan seperti revitalisasi Teluk Benoa.

“Masyarakat masih banyak yang belum tahu, dengan sosialisasi mereka bisa lebih memahami dengan baik, apa tujuannya dan manfaat apa didapat juga dampak yang ditimbulkan, sehingga tidak termakan isu-isu yang tidak benar,” tandasnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini