![]() |
Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dulu dikenal OSPEK/MOS, dimanfaatkan BPBD Klungkung melakukan edukasi dan sosialisasi penanganan bencana |
Klungkung – Pentingnya siswa memahami tentang pentingnya penanggulangan bencana ditanamkan sejak mereka masuk bangku sekolah seperti dilakukan SMA1 Banjarangkan Kabupaten Klungkung Bali
Karena itulah, momentum masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang dulu dikenal dengan OSPEK/MOS, dimanfaatkan oleh BPBD untuk melakukan edukasi dan sosialisasi. Upaya itu sejalan, himbauan Sekretaris Daerah Provinsi Bali nomor 360/8185/Bid.I/BPBD tanggal 15 Juli 2019 tentang Pendidikan Tangguh Bencana.
Himbauan itu, pada intinya agar lembaga pendidikan memanfaatkan waktu MPLS dengan mengisi materi di bidang kebencanaan. BPBD Kabupaten Klungkung melakukan sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana di SMAN 1 Banjarangkan pada saat MPLS.
Kepala Pelaksana BPBD Made Widiada bersama beberapa pejabat lainnya, memberikan materi tentang “safety briefing” kepada siswa baru yang berjumlah 314 orang peserta dengan didampingi oleh OSIS dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan, Wakasek Bidang Sarpras, serta 3 orang guru.
Materi yang diberikan berupa pengenalan safety briefing, rencana penerapan safety briefing pada setiap memulai aktivitas di sekolah. “Selain itu, kesiap-siagaan guru serta siswa untuk menghadapi kemungkinan bencana yang terjadi,” jelas Kalaksa BPBD Klungkung Widiada.
Ia menyampaikan, tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pembiasaan penanggulangan bencana sejak dini agar mampu menghadapi bencana, terutama menumbuhkan rasa tangguh dan kesiap-siagaan di kalangan sekolah.
Kalaksa BPBD Provinsi Bali Made Rentin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran BPBD Kabupaten Klungkung dan juga pihak sekolah yang telah bersinergi dalam melakukan edukasi kepada anak-anak peserta didik baru.
“Salah satu dari enam arahan Bapak Presiden Joko Widodo adalah edukasi kebencanaan di lingkungan sekolah,” papar Rentin.
Setelah ditetapkannya tiap tanggal 26 (tiap bulan) sebagai ‘HARI SIMULASI BENCANA’ di Provinsi Bali, pihak BPBD (Provinsi & Kabupaten/Kota) genjar melakukan sosialisasi dan simulasi ke semua komponen pada semua level dan tingkatan sampai lembaga terbawah yaitu menyasar Desa (Desa Dinas dan Desa Adat) bahkan sampai ke Banjar serta komunitas.
Pemprov Bali telah mengeluarkan Surat Edaran tentang himbauan simulasi bencana berkelanjutan. Rentin menjelaskan, surat edaran ini sebagai implementasi dari Penetapan Hari Simulasi Bencana.
Secara khusus ada himbauan untuk lembaga pendidikan agar memanfaatkan momentum MPLS/OSPEK bagi peserta didik baru untuk diisi materi penanggulangan bencana dan juga dilatih simulasi evakuasi bencana.
“Kami pun sudah bersinergi dengan pihak perguruan tinggi agar memasukan program edukasi dan simulasi bencana bagi mahasiswa KKN,” tutup Rentin.
Selain itu, BPBD Bali juga bersinergi dengan Mahasiswa KKN UNUD yang sedang praktek di beberapa Desa di Bali, untuk melakukan sosialisasi dan juga melatih simulasi evakuasi bencana bagi masyarakat desa lokasi KKN. (riz)