![]() |
Sekretaris Bidang Kera Sama Satkolwil Banser Jawa Timur, Abdul Rasyid |
Surabaya – Setelah melakukan Tabayun dan Klarifikasi, Banser Jawa Timur akhirnya memaafkan tirto.id / @TirtoID dan mencabut pengaduan ke Subdit V Siber Crime Dirreskrimsus Polda Jawa Timur.
Melalui Sekretaris Bidang Kerjasama Satkolwil Banser Jawa Timur, Abdul Rasyid, pernyataan telah menerima permohonan maaf dari Tirto.ID disampaikan seperti dalam rilis yang diterima Kabarnusa.com, Selasa (19/3/2019).
Rasyid mengungkapkan, sikap mereka diambil setelah menerima anjuran para kyai yang selama ini telah menjadi panutan. “Jika pelaku telah meminta maaf, maka saya berkewajiban juga untuk memaafkan, Saya akan mencabut pengaduan Subdit V Siber Crime Dirreskrimsus Polda Jatim,” ucapnya.
Dia menegaskan, jangan sampai ada kata Benci, Hoax, dan Fitnah sesama Anak Bangsa di NKRI tercinta. “Melawan Hoax dan Fitnah adalah Kewajiban,” katanya menegaskan.
Rasyid mengungkapkan, pada Senin 18 Maret 2019, berkonsultasi dan membuat pengaduan kepada ke Polda Jatim atas dugaan tindak pidana pelanggaran UU ITE yang dilakukan tirto.id di laman twitter @TirtoID pada tanggal 17 Maret 2019.
Dalam laman itu meng-Update tulisan dengan gambar KH. Ma’ruf Amin konten isinya humor / guyonan tetapi isinya melanggar norma dan etika. Hal itulah yang dinilai sebagai tindakan dan perbuatan menciderai KH. Ma’ruf Amin dan melukai Nahdlatul Ulama.
Baginya, secara organisasi NU sangat dicintai dan dibannggakan meskipun sudah dihapus, diralat, dan meminta ma’af di akun tirto.id / @TirtoID. Upaya tersebut sebagai bentuk tanggungjawabnya, sebagai warga negara Indonesia dan kader GP Ansor dan Banser, demi menjaga keberlangsungan beragama, berbangsa, dan bernegara.
“Langkah dan upaya yang saya ikhtiarkan berprinsip pada qoidah ushuliyah “dar’ul mafaasid muqoddamun ‘ala jalbil mashoolih” (mencegah kerusakan lebih utama darpada mendatangkan kemashlahatan),” kata Rasyid menegaskan.
Ujaran Kebencian, Hoax dan Fitnah dapat memecah belah persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara adalah kewajiban bagi seluruh komponen anak bangsa untuk menangkal dan melawannya demi menjaga keutuhan NKRI.
Dalam ungkapan lain, siapa datang mengancammu, kan binasa dibawah dulimu. Diingatkan, musuh hari ini bukan sekedar urusan Pilpres 2019 yang dijadikan ajang dukung mendukung membabi buta tanpa norma tanpa etika dengan membuat narasi agar calon yang didukung menang dalam kontestasi.
“Musuh kita yang sebenarnya adalah mereka yang memecah belah, Ukhwah Nahdliyah, Ukhwah Islamiyah, Ukhwah Insaniyah, dan Ukhwah Wathoniyah, yang lebih jahat dan lebih kejam lagi,” tandasnya.
Mereka dengan sengaja menebar hoax dan fitnah sebagai cara untuk melecehkan para kyai-kyai, para ulama, dan para habaib yang konsisten menegakkan dan membumikan slam Aswaja An-Nahdliyah yang selaras dengan Pancasila, UUD45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika dengan bersembunyi di balik perhelatan Pilpres 2019.
“Melalui Tabayun dan Klarifikasi ini, saya telah memaafkan tirto.id / @TirtoID karena anjuran para kyai, jika pelaku telah meminta maaf, maka saya berkewajiban juga untuk memaafkan,” tegas dia.
Sebagai tindaklanjut dari sikapnya itu, pihaknya akan mencabut pengaduan ke Polda Jatim.
Semoga hal tersebut segera ditindaklanjuti oleh Dewan Pers, dan semoga semua dapat mengambil Hikmah yang bermanfaat atas peristiwa tirto.id atau @TirtoID.
Hikmah pertama, memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada semua warga masyarakat dan atau Media apapun, agar selalu berhati-hati dalam menggunakan Media Sosial, agar tidak terjebak pada ujaran kebencian, sara, hoax dan fitnah.
Kedua, peristiwa ini bisa memberikan Efek Jera kepada siapapun dan atas nama apapun tentang pelanggaran tindak pidana UU ITE, agar dikemudian hari hal-hal tersebut itu tidak terulang kembali. Hikmah ketiga, agar bijak dalam menyikapi segala hal, apalagi yang menyangkut keberlangsungan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara di NKRI.
Kedepankanlah saling hormat menghormati setiap perbedaan yang ada, tanpa adanya ujaran kebencian, tanpa adanya sara, tanpa adanya hoax dan fitnah yang dapat memecah belah persaudaraan dan persatuan sesama anak bangsa.
“Demikian tabayun dan klarifikasi ini saya sampaikan, semoga Republik Indonesia yang kita cintai bersama ini menjadi Bangsa dan Negara yang Besar, Maju, Adil dalam Kemakmuran dan Kesejahteraan, Beradab dalam Kehidupan Sosial dan Budaya, dengan selalu dan senantiasa mendapatkan bimbingan, pertolongan, rahmat, ampunan, dan ridho Allah SWT,” tutupnya. (rhm)