Membangun dari Desa: Komitmen Indonesia dalam Transformasi Pembangunan ASEAN

Simposium bertemakan "Melokalkan Tujuan Global: Strategi Implementasi SDGs,” simposium ini menjadi wadah kolaborasi antara ASEAN, Tiongkok, dan UNDP untuk memperkuat pembangunan desa sebagai pilar keadilan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif

19 Mei 2025, 12:41 WIB

Denpasar– Indonesia memainkan peran strategis dalam mendorong pembangunan desa berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara melalui Simposium ASEAN–China–UNDP ke-7 yang resmi dibuka oleh Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria.

Mengusung tema “Melokalkan Tujuan Global: Strategi Implementasi SDGs,” simposium ini menjadi wadah kolaborasi antara ASEAN, Tiongkok, dan UNDP untuk memperkuat pembangunan desa sebagai pilar keadilan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Acara ini mendapat dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk ASEAN serta ASEAN-China Cooperation Fund (ACCF). Inisiatif ini sejalan dengan visi pembangunan nasional, khususnya Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada penguatan desa sebagai pusat pembangunan.

Indonesia tidak hanya bertindak sebagai tuan rumah, tetapi juga menjadi pemimpin dalam kerja sama regional yang diwujudkan melalui sejumlah langkah konkret, seperti:

  • Integrasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke dalam Indeks Desa untuk memperkuat sistem satu data nasional.
  • Penguatan koperasi desa di 80.000 desa/kelurahan guna meningkatkan layanan ekonomi dan sosial.
  • Pemberdayaan perempuan desa melalui program inklusif dan afirmatif.
  • Peningkatan ketahanan pangan berbasis desa untuk mencapai swasembada beras nasional.

Indonesia juga memperkenalkan model pembangunan desa yang berbasis teknologi, berdaulat pangan, dan tangguh terhadap perubahan iklim sebagai kontribusi ASEAN dalam pembangunan global.

Simposium ini menjadi momentum bagi penguatan
ASEAN Villages Network, sebuah platform kerja sama antar-desa di Asia Tenggara yang mencakup pengembangan Desa Wisata, Desa Digital, dan program One Village One Product (OVOP).

Melalui forum ini, Indonesia mendorong pendekatan pembangunan berbasis octahelix, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan—pemerintah, masyarakat sipil, dunia usaha, akademisi, media, komunitas, lembaga keuangan, dan mitra pembangunan—untuk menciptakan transformasi desa yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan. ***

Berita Lainnya

Terkini