Membedah Novel Moemie: Gadis Berusia Seratus Tahun

17 Desember 2016, 17:31 WIB

Pustaka Marion Bloem 2

DENPASAR – Novel terbaru terbitan Penerbit KPG berjudul “Moemie: Gadis Berusia Seratus Tahun” akan dibedah dengan menghadirkan penulisnya ini diselenggarakan di Gedung Auditorium Widya Sabha, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada Senin (19/12/2016).

Novel berjudul asli “Een Meisje van Honderd” tersebut ditulis Marion Bloem, penulis berdarah Indo-Belanda yang juga dikenal lewat novel Geen Gewoon Indisch Meisje (No Ordinary Indo Girl) tahun 1983, serta film Ver van Familie (Far from Family) tahun 2008.

Acara yang terangkai dalam program Pustaka Bentara ini terselenggara atas kerjasama Penerbit KPG, Bentara Budaya Bali (BBB), Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Buku Moemie setebal 629 halaman ini merentang sejarah sebuah keluarga peranakan (Indo-Belanda) dalam waktu seratus tahun. Cerita berlatar Indonesia dan Negeri Belanda, dituturkan lewat tokoh Moemie dan keluarga peranakannya dalam tiga generasi.

“Selain membincangkan novel ini dari sudut antropologis dan sejarah kolonialisme, akan coba ditelaah pula problematik tokoh kaum peranakan yang lintas zaman ini melalui perspektif psikologi sosial kultural serta tertaut perihal konstruksi identitas yang membayangi selama kurun 100 tahun,” ungkap Juwitta Katriana Lasut, Penata Program BBB.

Sebagai pembahas adalah Dr. Jean Couteau (budayawan, sosiolog) dan dr. I Nyoman Sutarsa, MPH (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana). Akan diagendakan pula satu bahasan khusus mengenai upaya penerjemahan karya-karya sastra dunia ke dalam bahasa Indonesia, berikut problematiknya, dengan narasumber Wendoko (penyair, editor buku “Moemie, Gadis Seratus Tahun”).

Sejarah kolonialisme, kita tahu, bisa dibaca dari dua sudut, yaitu sudut kaum penjajah dan kaum terjajah. Tetapi selalu ada sudut yang lebih abu-abu, yaitu kaum peranakan. Meskipun kaum ini menikmati kemudahan laiknya kaum penjajah, mereka tak cukup dipandang oleh kaum penjajah. Di sisi lain kaum ini, cenderung dimusuhi oleh kaum terjajah.

Kisah bermula di sebuah negeri yang ketika itu bernama Hindia Belanda, melewati masa pendudukan Jepang, kemerdekaan 1945, pengakuan kedaulatan 1959, hingga meliputi peristiwa terkini, yakni Tragedi Mei 1998 dan Bom Bali.

Selama rentang waktu yang panjang itu, peristiwa-peristiwa berkelindan dengan peristiwa di belahan dunia lain, mulai dari Perang Dunia II sampai Tragedi 9/11. Selain di Bali, acara bincang buku “Moemie: Gadis Berusia Seratus Tahun” juga diselenggarakan di empat kota lain yaitu Jakarta, Semarang, Malang dan Solo.

Profil Penulis dan Pembahas

Marion Bloem, lahir 24 Agustus 1952 di Arnhem, Belanda, adalah penulis dan sutradara film berdarah Indo-Belanda. Ia terutama dikenal lewat novel Geen Gewoon Indisch Meisje (No Ordinary Indo Girl) yang terbit tahun 1983, serta film Ver van Familie (Far from Family) tahun 2008. Cerita pendek pertama Bloem muncul tahun 1968 ketika ia baru berusia 16 tahun. Bloem membuat debut sebagai penulis serius pada tahun 1976, lewat novel De overgang (The Transition).

Sebelumnya ia sudah menerbitkan beberapa buku anak-anak, di antaranya Matabia yang dianugerahi Ibby Prize dan Tiger Award. Novel-novel Bloem yang lain adalah Vaders van betekenis (Noteworthy Fathers) tahun 1989, De leugen van de Kaketoe (The Cocketoo’s Lie) tahun 1993, Ver van Familie tahun 1998 (yang lalu disutradarai berdasarkan skenario yang ditulisnya sendiri).

I Nyoman Sutarsa, MPH adalah dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, menamatkan pendidikan sebagai dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2008 dan menyelesaikan pendidikan Master of Public Health dari La Trobe University, Australia tahun 2014.

Dr. Jean Couteau, adalah budayawan dan pengamat seni asal Perancis, telah lama bermukim di Indonesia. Ia menulis lebih dari 15 judul buku dalam bahasa Inggris, Perancis dan Indonesia, antara lain : Bali Today Catatan-Catatan Kebudayaan (edisi 1 dan 2), tentang pelukis Affandi, Srihadi Soedarsono, Walter Spies, Puri Lukisan, Bali Inspires dan lain-lain.

Wendoko adalah penyair, cerpenis, editor dan penerjemah. Meraih SIH Award (2002) dari Jurnal Puisi. Dua buku puisinya, Sajak-Sajak Menjelang Tidur (2008) serta Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa (2009), masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award 2008 dan 2009. (gek)

Artikel Lainnya

Terkini