Menjaga Kemurnian KAGAMA dari Kepentingan Politik Praktis

Setidaknya 4 kandidat Calon Presiden (Capres) yang mendapat sorotan dan dukungan publik melalui berbagai lembaga survey, termasuk opini media secara luas serta merupakan alumnus atau berasal dari lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) berpotensi diusung (Pemilu) Presiden 2024.

9 Mei 2022, 08:37 WIB

Jakarta – Setidaknya ada 4 (empat) orang kandidat Calon Presiden (Capres) yang mendapat sorotan dan dukungan publik melalui berbagai lembaga survey, termasuk opini media secara luas serta merupakan alumnus atau berasal dari lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) berpotensi diusung dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden secara langsung pada Tahun 2024.

Keempat kandidat Capres alumnus UGM yang dimaksud, yaitu: Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yangmana 3 (tiga) orang diantaranya merupakan kader dan pimpinan partai politik peserta Pemilu dari Golangan Karya (Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Bahkan, sebagai Gubernur Jawa Tengah dalam pemerintahan saat ini, maka Ganjar Pranowo juga adalah Ketua Umum (Ketum) dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA). Selain itu, dalam daftar Pengurus Pusat Kagama masa bakti 2019-2024 dijajaran Dewan Pertimbangan juga terdapat nama-nama yang terlibat dalam partai politik dan pemerintahan, seperti Bambang Kesowo (kader PDI-P mantan Menteri Sekretaris Negara/Mensesneg), Pratikno (Mensesneg), Perry Warjiyo (Gubernur Bank Indonesia), Retno L.P. Marsudi (Menteri Luar Negeri), Basuki Hadimoeldjono (Menteri PUPR), Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian), dan Soeryo Respationo. Sementara itu, pada jajaran Pengurus Harian, selain Ganjar Pranowo yang kader PDI-P juga duduk dalam kepengurusan Budi Karya Sumadi (Wakil Ketua Umum I) yang menjabat Menteri Perhubungan dan Anwar Sanusi (Wakil Ketua Umum II) yang adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan.

Dengan susunan kepengurusan seperti itu, apa dan bagaimanakah yang akan terjadi dengan kohesivitas diantara para alumni kaitannya dengan tujuan awal didirikannya organisasi kekeluargaan ini yang menjauhkan diri dari politik praktis?

Visi Dan Misi
Dalam pidato peringatan Dies Natalis ke-7 UGM, pada tanggal 19 Desember 1956, Rektor UGM (alm.) Prof. Dr. Sardjito mengemukakan gagasan dibentuknya organisasi persatuan para alumnus Universitas Gadjah Mada. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya harapan Rektor akan adanya (umpan balik (feedback) dari semua alumni untuk perbaikan kurikuler. Untuk maksud itu, maka pertemuan-pertemuan dengan putera-putera keluaran atau lulusan UGM sangat diperlukan.
Gagasan membentuk organisasi persatuan para alumnus UGM timbul tahun 1956. Pada tahun ini mulai terselenggara berbagai pertemuan yang dilakukan alumni dari berbagai fakultas.

Selanjutnya, dalam peringatan Dies Natalis UGM Tahun 1958 Ir. Suwarno (alm.) didesak Panitia Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM untuk mengambil inisiatif pertama menyelenggarakan musyawarah para alumnus UGM pertama dari berbagai kota tanggal 18 Desember 1958 di Yogyakarta. Dari Musyawarah Nasional (MUNAS) ini lahirlah organisasi “Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada” disingkat KAGAMA. Dan, pada MUNAS I KAGAMA Prof. Ir. Herman Johannes ditunjuk sebagai Ketua dengan Sekretaris Ir. Suwarno.

Dalam MUNAS tersebut ditetapkan Ciri-ciri KAGAMA , yaitu : 1)
KAGAMA adalah organisasi kekeluargaan bukan organisasi politik.
2) KAGAMA berdiri di luar UGM, tetapi menjalin hubungan yang erat dengan UGM.
3) Keanggotaan KAGAMA diperoleh secara pasif, yaitu seorang alumnus UGM otomatis menjadi anggota KAGAMA.

Yang dimaksud UGM dalam hubungannya dengan KAGAMA, bukan saja UGM yang diresmikan pemerintah RI tanggal 19 Desember 1949 tetapi juga perguruan-perguruan tinggi yang lebih dulu ada sebagai embrio-embrionya.

Kemudian ciri-ciri tersebut seiring perkembangan yang terjadi dalam organisasi dan manajemen lalu berubah menjadi VISI KAGAMA, Menjadi pelopor organisasi alumni perguruan tinggi yang modern, unggul dan inovatif, mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan kemanusiaan yang dijiwai nilai-nilai luhur budaya bangsa berlandaskan moral Pancasila. Sedangkan MISI nya, Meningkatkan peran dan relevansi alumni melalui pengembangan kompetensi dan karir, jejaring alumni, advokasi kebijakan dan pengabdian masyarakat dalam wadah KAGAMA berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAGAMA, Ganjar Pranowo telah terpilih kembali untuk periode kedua masa bakti 2019-2024 (periode pertama 2014-2019). Ganjar terpilih secara aklamasi melalui sidang pleno MUNAS KAGAMA ke XIII yang berlangsung pada hari Jumat tanggal 15 Nopember 2019 malam hari di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar. Walaupun Ganjar Pranowo mengusung slogan “Guyub, Rukun dan Migunani” (Akrab, Rukun dan Berguna), namun saratnya kepentingan politik dalam menakhodai KAGAMA tidak bisa dihindarkan, apalagi jajaran kepengurusan sebagian besar berada dalam jajaran pemerintahan Presiden Joko Widodo. Friksi atau faksionalisasi itu sendiri telah terbentuk menjelang kontestasi politik pemilihan Presiden, telah terdapat berbagai organisasi sukarelawan yang membawa-bawa nama alumni Gadjah Mada oleh para pendukung keempat kandidat potensial Capres Tahun 2024 tersebut.

Untuk itulah, seluruh Alumni UGM mendesak Ketua Umum PP KAGAMA untuk tidak menggunakan organisasi sebagai kendaraan politik praktis sebagaimana tujuan awal kelahiran organisasi alumni ini dahulu oleh para pendahulu yang juga guru besar UGM. Dan, oleh karena itu para alumni UGM yang tidak terlibat dalam kepengurusan KAGAMA serta bukan para pendukung keempat kandidat Capres itu harus menjaga visi-misi, tujuan serta kemurnian dan nama baik KAGAMA ini. ***

* Defiyan Cori, Ekonom Konstitusi, Alumnus Fakultas Ekonomi UGM 1989

Artikel Lainnya

Terkini