Menjaga Warisan Leluhur, Gubernur Koster Perkuat Komitmen Adat Lewat Bakti di Pura Luhur Pucak Padang Dawa”

Gubernur Bali Wayan Koster hadir di tengah ribuan krama untuk mengikuti prosesi Pujawali Nadi.

29 Desember 2025, 07:58 WIB

Tabanan— Di tengah sejuknya udara Desa Bangli, Baturiti, atmosfer kesucian menyelimuti Pura Luhur Pucak Padang Dawa. Pada Sabtu (27/12), Gubernur Bali Wayan Koster hadir di tengah ribuan krama untuk mengikuti prosesi Pujawali Nadi.

Mengenakan busana adat lengkap, Koster tampak berbaur khusyuk bersama warga, memanjatkan doa untuk keselamatan, keharmonisan, serta kesejahteraan krama Bali dan alam semesta.

Pura Luhur Pucak Padang Dawa memiliki kedudukan istimewa sebagai Kahyangan Jagat.

Di sinilah tempat umat memohon Pasupati—sebuah prosesi sakral untuk menghidupkan energi suci pada benda-benda sarat nilai spiritual.

Keunikan pura ini terpancar dari keberadaan pelawatan Ida Bhatara yang merepresentasikan Dewata Nawa Sanga (sembilan penguasa penjuru mata angin).

Hal ini menjadikan setiap sudut pura terasa bergetar dengan nuansa sakral yang berbeda dari pura lainnya di Bali.

Salah satu momen paling menggugah dalam Piodalan Nadi ini adalah pemandangan hadirnya para Tapakan dari berbagai penjuru mata angin—mulai dari Gianyar, Jembrana, Badung, hingga Bangli. Fenomena ini membuktikan Pura Pucak Padang Dawa adalah magnet persatuan spiritual yang melintasi batas administratif kabupaten.

“Tradisi ini adalah bukti nyata betapa kuatnya ikatan batin kita sebagai masyarakat Bali. Kita berkumpul di sini untuk menjaga warisan leluhur agar tetap ajeg,” ungkap salah satu warga di lokasi.

Ritual yang jatuh tepat pada Buda Kliwon Pegat Uwakan (34 hari setelah Galungan) ini berlangsung selama tiga hari.

Di balik semarak upacara, terselip pesan mendalam tentang penguatan nilai Tattwa (filsafat), Susila (etika), dan Upacara yang menjadi fondasi kehidupan umat Hindu.

Dalam persembahyangan bersama tersebut, Gubernur Koster didampingi oleh Anggota DPRD Tabanan Putu Eka Putra Nurcahyadi dan jajaran pejabat terkait.

Kehadiran para pemimpin di tengah umat ini menjadi simbol kemanunggalan antara pemerintah (ulun danu) dan rakyat (krama) dalam menjaga kesucian alam Bali.

Melalui Pujawali ini, terselip harapan besar: agar cahaya suci dari Pucak Padang Dawa senantiasa menaungi Pulau Dewata dengan kedamaian dan kesejahteraan yang berkelanjutan. ***

Berita Lainnya

Terkini