Menjawab Tantangan Zaman Lewat Humaniora Digital, FIB Unud Gelar SNBSB 2025

FIB Unud menggelar Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Budaya dengan tema "Bahasa, Sastra, dan Budaya dalam Perspektif Humaniora Digital

12 September 2025, 20:42 WIB

Denpasar – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana kembali menggelar Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Budaya (SNBSB) 2025.

Mengangkat tema “Bahasa, Sastra, dan Budaya dalam Perspektif Humaniora Digital,” seminar ini menjadi wadah bagi para akademisi dan praktisi untuk mengupas tuntas peran humaniora di era digital.

Acara yang berlangsung secara hibrida pada Jumat, 12 September 2025, ini menjadi salah satu kontribusi nyata FIB Unud dalam memajukan kebudayaan nasional.

Hilmar Farid: Menyelamatkan Makna di Tengah Krisis

Dalam sesi narasumber kunci, sejarawan Hilmar Farid, Ph.D., menyampaikan pandangannya tentang urgensi humaniora dalam menjawab krisis modern, termasuk perubahan iklim.

Menurutnya, humaniora adalah jalan untuk memahami manusia dan kemanusiaan, membawa kita “kembali ke akar.”

“Krisis iklim adalah ulah manusia. Oleh karena itu, kita harus kembali ke akar, dan humaniora bisa membawa ke arah itu,” tegas mantan Direktur Jenderal Kebudayaan tersebut.

Hilmar menjelaskan, humaniora digital memiliki dua peran ganda. Di satu sisi, ia adalah alat digital untuk studi klasik, sementara di sisi lain, ia juga merupakan studi kritis terhadap budaya digital itu sendiri, seperti algoritma dan media sosial.

Humaniora digital bukan soal menyelamatkan teks atau artefak, tetapi menyelamatkan makna,” katanya.

“Dalam konteks Indonesia, ini adalah tentang menjahit kearifan lokal ke dalam jaringan pengetahuan global.”

Kontribusi Akademis untuk Kemajuan Kebudayaan

Ketua Panitia, I Ketut Eriadi Ariana, S.S., M.Hum., menekankan bahwa humaniora digital adalah isu krusial dalam wacana kebudayaan saat ini.

Ia menyebut, kegiatan ini merupakan wujud kontribusi FIB Unud dalam memajukan kebudayaan nasional berbasis digital melalui kajian akademis.

“Tidak menutup kemungkinan, kajian-kajian ini akan dimuarakan dalam bentuk produk maupun pengabdian masyarakat di kemudian hari,” imbuhnya.

Senada dengan itu, Dekan FIB Unud, Prof. I Nyoman Aryawibawa, Ph.D, menambahkan,SNBSB 2025 adalah bagian dari pengembangan digital humanities FIB Unud yang dimulai tahun ini.

Acara ini juga dilaksanakan untuk memfasilitasi publikasi ilmiah dosen, sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) di lingkungan universitas.

“SNBSB 2025 adalah upaya kami merealisasikan cita-cita para pendiri Fakultas Sastra Udayana, yang mengamanatkan insan akademis FIB Unud sebagai ‘kunci wasiat’ untuk membuka kebudayaan Bali secara ilmiah,” tutup Aryawibawa. ***

Berita Lainnya

Terkini