Badung – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan GPDRR menjadi momentum Indonesia melakukan soft diplomacy kepemimpinan dalam agenda kebencanaan dunia pascapandemi Covid-19.
Hal itu ditegaskan Menlu Retno Marsudi meninjau persiapan penyelenggaraan upacara pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa petang (24/5/2022).
‘Soft Diplomasi’, merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budayaDijelaskan, GPDRR merupakan pertemuan multistakeholders terbesar yang dikelola oleh United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR).
GPDRR di Bali, IDEP Suarakan Penguatan Komunitas Lokal dalam Penanganan Bencana
“Pertemuan GPDRR di Indonesia ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Asia dengan mengusung tema From Risk to Resilience, mengubah risiko menjadi ketahanan menuju sustainable goals untuk semua,” kata Retno kepada media.
Saat ini, tercatat peserta GPDRR yang mendaftar mencapai 6.000 orang dari 183 negara. Pertemuan masih dilakukan secara hybrid, tetapi lebih dari 80% akan hadir secara fisik di lokasi acara.
Menurutnya, antusiasme ini menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam agenda kebencanaan di kawasan Asia Tenggara, Asia-Pasifik, dan dunia.
Deklarasi GPDRR, Gubernur Koster: Bangun Kesiapsiagaan Bencana Mulai Lingkungan Keluarga