Bandung – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan setelah langkah tegas institusi KKP menenggelamkan 488 kapal penangkap iklan ilegal berdampak positif kepada peningkatan neraca perdagangan ekonomi perikanan Indonesia.
“Setelah 488 kapal ditenggelamkan, ekonomi perikanan Indonesia, neraca perdagangannya yang tadinya nomor buntut, sekarang sejak 2015 nomor 1 di Asia Tenggara,” sebut Susi saat Festival Membumikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa.
Acara yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Universitas Padjajaran (UNPAD) bertempat di Graha Sanusi Kampus Universitas UNPAD, Bandung, acara berlangsung selama dua hari pada tanggal 25-26 Februari 2019.
Sejumlah kegiatan berupa pameran, talkshow, dan side event dalam bentuk sharing session dengan para pakar dan praktisi lingkungan dihelat sebagai bagian dari rangkaian festival. Kegiatan pameran yang berlangsung selama festival menampilkan berbagai publikasi dan informasi terkini seputar keberhasilan dalam sektor kelautan dan perikanan.
Diantaranya, teknologi budidaya perikanan terkini, konservasi sumber daya alam, pencapaian kinerja KKP selama 4 tahun, hasil temuan BMKT, informasi terbaru tentang perubahan iklim, hasil riset unggulan, dan pengelolaan terumbu karang.
Saat memmandu talk show bertajuk ‘Membumikan Konsep Laut sebagai Masa Depan Bangsa’, Menteri Susi Pudjiastuti berbagi kisah tentang pencapaian KKP dalam mewujudkan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia lewat tiga pilar utama yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
Tiga pilar tersebut diturunkan lewat sejumlah kebijakan seperti moratorium kapal ikan asing, yang kemudian berdampak pada keseluruhan ekosistem perikanan Indonesia secara berkesinambungan. “Poros kemaritiman itu bisa kita buktikan. Sekarang, ekonomi perikanan kita leading,” ucap.
Menteri Susi mengapresiasi dan mengajak lebih banyak lagi para pihak yang telah menjadi penjaga-penjaga laut, baik lewat pengawalan isu sampah di laut, maupun upaya konservasi karang dan mengamankan kedaulatan wilayah perairan Indonesia.
Menurutnya, Indonesia tidak hanya membutuhkan orang-orang yang bertindak semata, melainkan digerakkan atas kesadaran dan kepedulian untuk menyebarkan kepedulian itu kepada orang-orang sekitar.
“Kita perlu orang yang mempunyai do dan care. Kalau orang Indonesia yang pintar ini melakukan dua hal ini, not only care but do, not only do but also care, itu pasti negara kita akan maju,” pesannya (rhm)