Denpasar – Bank Indonesia Provinsi Bali, melalui Deputi Kepala Perwakilannya, Butet Linda H. Panjaitan, memberikan informasi terbaru tentang kondisi inflasi di Kota Denpasar.
Mereka juga memberikan saran-saran penting untuk mengendalikan harga-harga, terutama menjelang bulan Ramadhan, Hari Raya Nyepi, dan Idul Fitri. Data menunjukkan bahwa harga-harga di Denpasar secara tahunan naik 1,70% di bulan Februari 2025.
Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, harga-harga justru turun sedikit, yaitu -0,13%, salah satunya karena ada diskon listrik. Dalam lima tahun terakhir, kenaikan harga tahunan di Denpasar cenderung menurun.
“Akan tetapi, kenaikan harga bulanan sering berubah-ubah, sehingga perlu diwaspadai dan diantisipasi,” kata Butet Linda pada High Level Meeting (HLM) yang mengangkat tema “Persiapan TPID menghadapi Bulan Ramadhan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 dan Idul Fitri 1446 H” pada 6 Maret 2025.
Pemerintah Kota Denpasar dan Bank Indonesia dalam forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar telah menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) .
HLM TPID Kota Denpasar dibuka dan dipimpin langsung Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa; dan dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda, H. Panjaitan; Kepala Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, Dr. Andri Yudhi Supriadi S.E., M.E.; Asisten II Setda Kota Denpasar, A.A. Gede Risnawan; pimpinan Bulog; Direktur Perumda Pasar Sewakadarma; dan anggota TPID Kota Denpasar.
Lebih lanjut, analisis historis menunjukkan bahwa komoditas yang secara konsisten berkontribusi terhadap inflasi di Kota Denpasar selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi meliputi canang sari, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Sementara itu, pada bulan Ramadhan dan HBKN Idul Fitri, komoditas yang seringkali menjadi pemicu inflasi adalah daging ayam ras, tomat, dan minyak goreng.
Untuk mengantisipasi dan mengendalikan fluktuasi harga menjelang HBKN tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar dapat menerapkan strategi berikut: dalam jangka pendek, melalui penyelenggaraan Gerakan Pasar Murah (GPM) yang difokuskan pada komoditas pangan strategis.
“Kemudian dalam jangka menengah, melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) guna memperkuat ketahanan pangan di Kota Denpasar,” kata Butet Linda.
Kadek Agus Arya Wibawa mengingatkan, semua bahwa harga-harga harus tetap stabil menjelang bulan puasa Ramadhan, Hari Raya Nyepi, dan Lebaran Idul Fitri yang akan datang.
Ia mengatakan bahwa makanan adalah barang yang paling sering membuat harga-harga di Denpasar naik saat hari raya. Salah satu contohnya adalah harga cabai rawit yang sempat melonjak tinggi. Selain itu, beliau juga mengingatkan pentingnya menjaga harga canang sari agar tidak naik saat Nyepi.
Oleh karena itu, kita perlu cara-cara yang tepat agar harga-harga tetap stabil dan tidak melebihi target kenaikan harga yang sudah ditetapkan, yaitu sekitar 2,5±1% per tahun.
Kepala BPS Denpasar menekankan pentingnya SIGAPURA dan SP2KP sebagai early warning system pemantauan harga inflasi. Pemantauan real time diharapkan dapat menekan kenaikan harga komoditas strategis. Perangkat daerah dan TPID Denpasar merencanakan operasi pasar di beberapa titik pada bulan Maret untuk stabilisasi harga jelang Ramadhan, Nyepi, dan Idul Fitri.
Sebagai penutup, Wakil Walikota memberikan arahan strategi pengendalian harga di Kota Denpasar antara lain perlunya memfokuskan operasi pasar pada komoditas penyumbang inflasi pada periode HBKN, perlu adanya inovasi untuk mengantisipasi kenaikan harga canang sari dan bahan bakunya (bunga).
Kemudian, memperbanyak ketersediaan pasokan beras dan komoditas penyumbang inflasi HBKN pada operasi pasar, dan mengarahkan penyelenggaraan operasi pasar di daerah strategis yang menjangkau masyarakat luas.
Melalui sinergi dalam penguatan strategi 4K, diharapkan inflasi Kota Denpasar menjelang Ramadhan, HBKN Nyepi dan Idul fitri, dapat terjaga sesuai rentang sasaran 2,5±1% (yoy). ***