Minimkan Sampah Plastik, Sayangi Terumbu Karang

12 Mei 2020, 11:11 WIB

IMG 20200512 WA0016

Jakarta – Pada diskusi Hari Terumbu Karang Nasional ‘Dampak Pandemi terhadap Perubahan Perilaku, Lingkungan dan Sampah Laut’ yang diselenggarakan secara virtual (8/5), terungkap bahwa pandemi COVID-19 dapat membawa hal positif jika diikuti dengan perubahan perilaku serta kebijakan melalui aturan dan sanksi yang jelas.

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP Muhammad Yusuf mengungkapkan work from home telah membawa perubahan perilaku terhadap peningkatan konsumsi plastik.

Karenanya diperlukan kebijakan bagi perusahaan untuk menggunakan plastik daur ulang yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi sampah plastik.

“Sampah plastik adalah masalah dan suatu ancaman besar. Perlu memperkuat pengawasan daerah agar sampah di daratan tidak bocor ke laut,” urainya. Yusuf juga mengapresiasi setiap langkah disiplin yang dilakukan dan upaya menghormati lingkungan.

“Mengubah perilaku itu sangat sulit, apalagi bagi orang dewasa. Maka dari itu, perilaku disiplin dan menjaga lingkungan perlu dipupuk sejak dini (PAUD dan TK) sehingga anak-anak sadar tentang kebersihan di lingkungannya,” ujar Yusuf.

Terumbu karang merupakan rumah bagi ikan. Menurut data United Nations Development Programme pada tahun 2016, Indonesia juga menyumbang sebagian besar dari ‘Coral Triangle’, yaitu area yang memuat 76% spesies koral dunia dan 37% spesies ikan karang dunia.

Sekitar 54% sumber protein hewani Indonesia dipasok dari ikan dan makanan laut. Indonesia mensuplai 10% dari komoditas perikanan global, namun kehidupan laut indonesia dalam keadaan terancam oleh overfishing dan berkurangnya stok yang ada.

Perkembangan COVID-19 yang sangat masif di Indonesia, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan APD di tengah pandemi COVID-19.

Sarana kesehatan APD yang digunakan oleh masyarakat dan tenaga medis seperti masker dan sarung tangan sekali pakai termasuk dalam kategori limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

Jumlah jenis sampah berbahaya dari limbah medis yang terus bertambah tersebut berpotensi menyebabkan penyebaran penyakit, meningkatkan resiko yang membahayakan keselamatan dan kesehatan umum.

Untuk itu, menggunakan kemasan guna ulang dan mencucinya dengan sabun lebih baik dibanding plastik sekali pakai yang dapat turut menyebarkan virus jika tidak dipilah dan kelola dengan baik.

Selain itu bagaimana memilah sampah sangat membantu memusnahkan virus di Indonesia.

Diskusi Hari Terumbu Karang Nasional yang diperingati tanggal 8 Mei 2020 dihadiri oleh sekitar 700 orang peserta yang terdiri dari kementerian/lembaga, LSM, akademisi, tenaga kesehatan, mitra konservasi serta pemerhati lingkungan. (ahs)

Artikel Lainnya

Terkini