Bantul – Rumah duka almarhum Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri, di kawasan Banguntapan, Bantul, DIY, tampak lengang pada Selasa, 29 Juli 2025. Kesunyian ini berlangsung menjelang dan setelah konferensi pers Polda Metro Jaya terkait hasil akhir investigasi kematian misterius Arya.
Sejak pukul 10.00 WIB hingga sore hari, tidak ada aktivitas mencolok yang terlihat di rumah tersebut. Pintu gerbang tertutup rapat, meskipun dua unit mobil yang terparkir di halaman mengindikasikan kemungkinan adanya penghuni di dalam.
Menjelang waktu maghrib, awak media berusaha memberanikan diri dengan membunyikan sebuah bel pada gerbang rumah tersebut. Tak lama, asisten didalam rumah menemui awak media.
“Tunggu sebentar ya, saya tanyakan dulu,” ucap asisten tersebut.
Arya Daru Pangayunan diketahui meninggal dunia secara tidak wajar di sebuah kamar kos di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025. Sebelumnya, polisi menduga kuat bahwa penyebab kematian Arya adalah bunuh diri.
Sebagaimana diketahui, almarhum Arya ditemukan meninggal dunia secara tidak wajar di sebuah kamar kos di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat pada 8 Juli 2025 lalu. Polisi sebelumnya menyebut dugaan kuat mengarah pada kasus bunuh diri.
Namun, hal ini memunculkan keraguan dari sejumlah pihak, termasuk tetangga almarhum. Djadmiko (80), tetangga almarhum di Bantul, mengaku merasa janggal dengan dugaan tersebut.
“Saya melihat di TV, tapi ya kalau saya masih ragu gitulah, melakukan bunuh diri ya saya nggak percaya. Soalnya waktu menyongkel pintunya itu kok mudah sekali, cuma pakai obeng. Masa bisa begitu gampang?” ujarnya.
Djadmiko juga menilai kondisi tempat kejadian terlalu rapi untuk disebut sebagai lokasi bunuh diri.
“Kalau itu bunuh diri kok sendiri gitu, kok bisa rapi begitu? Dan sehari-harinya itu dia enggak kelihatan punya masalah. Orangnya baik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Djadmiko menyebut bahwa meski tidak terlalu dekat, ia mengenal Arya sebagai pribadi yang ramah dan beretika.
“Saya enggak pernah ngobrol panjang, tapi ya saling sapa, saling menghormati. Keluarganya juga baik-baik,” katanya.
Ia juga mengungkapkan kecurigaannya terhadap keberadaan kunci cadangan kos.
“Ada kemungkinan juga yang punya kos itu punya kunci serep. Jadi ya ragu saya kalau itu murni bunuh diri,” tuturnya.
Lanjut Djadmiko menyebut bahwa dalam seminggu terakhir, aktivitas di rumah duka memang tampak tertutup.
“Kalau ngobrol sama tetangga sih enggak. Pintu rumah ini selalu kekunci,” ungkapnya. ***