Kepala Staf Kepresidenan Dr H. Moeldoko/Dok.KSP |
Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr H. Moeldoko mengakui tindak
kekerasan yang dilakukan petugas Satpol PP di lapangan masih terjadi.
Hal itu disampaikan saat memberi arahan dalam rapat koordinasi bertajuk
“Inspirasi Komunikasi Publik Untuk Penguatan Satpol PP dalam Penegakan
Protokol Kesehatan dan Percepatan Pemberian Vaksin Bagi Masyarakat.
Karena itu, dia meminta jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk
bekerja dengan empati dan hati agar mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat
dari masyarakat.
Saat ini aktor utama dalam penegakan protokol kesehatan (prokes) adalah Satpol
PP. Maka berikutnya Satpol PP semestinya berdiri paling depan, baru dibantu
oleh TNI dan Kepolisian.
“Rapatkan barisan, karena Anda adalah aktor utama dalam menegakkan prokes saat
ini,” ujar Moeldoko dalam rapat secara virtual, Kamis (22/7/2021). Kata dia,
negara saat ini sangat berharap banyak pada jajaran Satpol PP untuk menegakkan
prokes.
Hanya saja, Moeldoko juga mengaku pihaknya tidak menutup mata dan telinga
bahwa terdapat tindakan kekerasan dari Satpol PP di lapangan. Pemimpin harus
bisa mengendalikan dan mengenali prajuritnya satu per satu. Tugas pemimpin
adalah bisa mengendalikan dengan baik.
Memimpin dengan empati dan hati. Memimpin tanpa kekerasan yang tidak perlu,”
tegasnya kepada seluruh Kepala Satpol PP tingkat Provinsi serta Kabupaten/Kota
dalam rapat.
Dia sempat berbagi pengalaman saat berhubungan dengan jajaran Satpol PP saat
bertugas sebagai Komandan Kodim (Dandim) 0501 Jakarta Pusat. Ia mengaku banyak
terbantu dengan kerjasama antara Kodim dan Satpol PP Provinsi DKI Jakarta.
Saat menjadi Dandim Jakarta Pusat, Moeldoko merasakan betul saat bekerjasama
dengan jajaran Satpol PP. “Saya tahu betul dengan tugas dan suka duka Anda
semua. Jadi Anda tidak cerita pun, saya sudah sangat mengenal dan tahu,”
ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya selaku panglima, ia selalu memimpin dengan empati
dan hati. Melalui pendekatan seperti itu, maka akan selalu melahirkan
kebajikan baru dan loyalitas dari semua pihak.
Masyarakat akan memberikan penghormatan dan respect. Untuk itu, Satpol PP
harus muncul dengan senyum dan perilaku baik, maka masyarakat akan mengikuti
karena sudah loyal.
Mantan Panglima TNI itu memuji Satpol PP semua hebat, waktu yang diberikan dan
pengabdiannya luar biasa. “Saya hormat dengan kalian, maka itu organisasikan
prajurit kalian dengan baik,” tutup Moeldoko.
Plh Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Dr. H.
Suhajar Diantoro mengatakan ia paham tingkat kapasitas daerah berbeda-beda.
Daerah yang memiliki anggaran yang memadai bisa memberikan pelatihan Satpol PP
dengan baik, dalam kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal itu berbeda
dengan daerah dengan keterbatasan anggaran.
Saat ini kata Suhajar, segala tindakan penertiban harus sesuai aturan.
Penegakan hukum harus tegas, namun simpatik dan dan santun, serta dilarang
menggunakan kekerasan.
Pihaknya selalu memantau seluruh kegiatan dan hal-hal yang terjadi selama
penertiban. Kawan-kawan Kepala Satpol PP, saya yakin dan percaya bahwa kita
teguh menjalankan kepemimpinan kita.
“Dalam situasi apapun kita harus menjadi seorang pemimpin yang mendidik dan
mengayomi,” jelasnya. (rhm)