Nenek Usia 100 Tahun asal Jembrana Kondisinya Kritis

30 Juli 2016, 22:20 WIB

JEMBRANA –  Didera kanker kulit sejak sepuluh tahun terakhir kini kondisi dadong atau nenek Ni Wayan Wineng (100) yang tinggal di Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale Agung, Negara Kabupaten Jembrana semakin kritis.

Kondisi perempuan lanjut usia ini, dari penuturan kerabat yang selama ini merawat di rumah tuanya itu, empat hari lalu tidak mau makan.

Kedua matanya kini sudah tidak bisa terbuka. Akibat luka akibat kanker kulit basah di wajahnya makin menganga.

Tubuh nenek juga makin kurus dan tinggal tulang. Nenek juga tampak lemas. Jika dipanggil juga tidak ada reaksi.

Kaakinya sudah kaku dan dingin bahkan tampak terlipat serta susah untuk diluruskan. Kondisi memprihatinkan tersebut sungguh membuat ibah bagi siapapun yang melihatnya.

Sejumlah relawan kemanusiaan bersama  staf kelurahan Baler Bale Agung Negara, merasa sangat prihatin dengan kondisi dadong itu. Tanpa rasa jijik, mereka membersihkan tubuh dan wajah dadong itu dengan telaten.

Sebenarnya, nenek ini, tersebut memiliki seorang anak. Namun tinggal jauh di Desa Berangbang, Negara dan sejak bertahun-tahun tidak mau menemuinya.

Sejumlah relawan tergabung dalam Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) beserta warga pergi ke Desa Berangbang guna menjemput anak dadong tersebut.

Ni Wayan Nepen (75) anak semata wayang dadong setelah dibujuk relawan dan diberikan pengertian, akhirnya bersedia pulang ke rumah ibunya.

Tiba di rumah ibunya, nampak Nepen tak kuasa menahan tangisnya. Dengan linangan air mata Nepen yang memiliki satu anak dan 8 cucu ini memeluk erat-erat ibunya, seraya meminta maaf karena selama ini tidak pernah mengunjunginya.

“Saya sudah puluhan tahun tidak pernah menemui ibu, bahkan jujur saya sudah lupa kalau ibu saya masih hidup,” ujar Nepen lirih, Sabtu (30/7/2016).

Nepen merasa bersalah dan berdosa, justru dia bertemu dengan ibunya pertama kalinya saat kondisi ibunya kritis.

Mengetahui anaknya datang dan meminta maaf dadong Wineng hanya bisa terdiam, dengan mulut sedikit bergerak, sementara matanya berlinang air mata.

Nepen bukannya tanpa alasan tidak pernah menemui ibunya. Karena ketidakmampuan dan kondisi yang sakit-sakitan pula yang membuat mereka tidak pernah bertemu lagi. (dar)

Berita Lainnya

Terkini