New Gambelan Resto Sanur Sediakan Aneka Menu Sidat Khas Indonesia

29 November 2015, 15:00 WIB
New%2BGambelan
Suasana di New Gambelan Resto, Jln. By Pass Ngurah Rai, Sanur, Denpasar – Bali

Kabarnusa.com – Menu ikan sidat di Bali memang belum begitu populer. Namun di Jepang, sidat yang dikenal dengan nama Unagi ini sudah sangat populer. Untuk mempopulerkan menu sidat ini, New Gambelan Resto di Sanur kini telah menyediakan aneka masakan menu sidat kepada para tamunya.

Pemilik New Gambelan Resto, Made Adnya Susana mengemukakan, menu sidat selama ini memang sudah bisa ditemui di sejumlah restoran Jepang di Bali. Namun yang disajikan umumnya menu khas Jepang atau Cina seperti Kabayaki dan steam sidat. “Selain itu, harganya juga relatif mahal, berkisar Rp 200 – 300 ribu per porsi,” katanya, sabtu (28/11/2015) malam.

Karena harganya yang cukup mahal tersbut, menu sidat selama ini lantas menjadi makanan elit dan hanya bisa dinikmati oleh kaum berduit.

Guna mempopulerkan menu sidat di Bali, New Gambelan Resto mulai awal Desember ini akan menyediakan aneka menu sidat dengan harga yang terjangkau. Menunya tidak hanya Kabayaki dan steam atau kukus saja, namun juga disediakan menu khas Indonesia agar bisa lebih cocok dengan lidah orang Indonesia. “Ada sekitar 12 menu sidat khas Indonesia yang akan kami sajikan,” katanya.

Menurut Made Adnya, menu sidat khas Indonesia ini memang menu baru yang hanya bisa ditemui di New Gambelan Resto. Menu sidat khas Indonesia yang akan disajikan di antaranya adalah Sidat asam manis, sidat rica-rica, sidat bumbu petai, Sidat mayonis, Sidat lombok hijau, sidat bumbu merah, sidat balado, sidat taoco, soup kepala sidat.

Aneka menu sidat khas Indonesia tersebut bisa dinikmati di New Gambelan Resto di Jln. By Pass Ngurah rai, Sanur dengan harga yang terjangkau.  “Harganya berkisar Rp 50 – 70 ribu per porsi. Di restoran lain  harganya bisa di atas Rp 200 ribu per porsi,” ujar pemilik New Gambelan Resto, Made Adnya Susana berpromosi.

Menurut Made Adnya, harga menu sidat di restorannya bisa lebih murah karena bahan bakunya berasal dari hasil budidayanya sendiri. Bukan beli dari pengepul atau pihak lainnya. “Kami memiliki usaha pembesaran sidat sendiri,” ujarnya. (gus)   

Artikel Lainnya

Terkini