Ngotot Nyalon Bupati, Ini Alasan Sarjana Membelot ke KBM

8 Juni 2015, 07:03 WIB
Sarjana beralasan, memiliki keinginan kuat maju sebagai calon bupati Tabanan namun tidak diakomodir partainya.

Kabarnusa.com – Mantan bendahara DPC PDIP Tabanan, Wayan Sarjana tergiur menggunakan kendaraan politik dari Koalisi Bali Mandara (KBM) dalam memenuhi ambisinya bertarung dalam Pilkada Tabanan 9 Desember 2015.

Setelah gagal diakomodir partai besutan Megawati Soekarnoputri, mantan anggota DPRD Tabanan tiga periode itu, menyeberang ke lawan poltitik PDIP mendaftar di Koalisi Bali Mandara (KBM).

Sarjana mengikuti Fit and Propert Test (FTP) sebagai calon bupati Tabanan yang digelar KBM di Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar, Minggu 7 Juni 2015.

Bahkan, dia lantang menyampaikan visi misinya membangun Tabanan di hadapan 11 pakar yang dilibatkan KBM untuk melakukan FPT terhadap bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Politikus asal Kecamatan Baturiti itu maju menjadi bakal calon bupati Tabanan yang  didaftarkan partai Gerindra dan Demokrat ke KBM.

Lantas apa alasannya, hingga berani mempertaruhkan karir politiknya di PDIP dengan memilih mengikuti FTP yang digelar KBM.

Dirinya beralasan, memiliki keinginan kuat maju sebagai calon bupati Tabanan namun tidak diakomodir partainya.

Disebutkan, dirinya dipersulit partainya untuk mendaftar sebagai calon bupati Tabanan. “Saat saya mau mendaftar (melalui PDIP), tiba-tiba pendaftaran ditutup.

“Saya tidak diberikan ruang sama sekali,” ungkapnya.

Diapun mencoba bersikap bijak menyikapinya. Bahkan, dirinya tidak merasa sakit hati didepak partainya.

Karena itulah, Sarjana berbalik melirik KBM karena panggilan hatinya untuk berjuang menjadi bupati Tabanan agar bisa memberikan perubahan bagi Tabanan.

Dia juga menyatakan siap menerima segala konsekwensi atas pilihannya, termasuk resiko terburuk dipecat oleh induk partai.

Alasan lain, pilihan politik beresiko yang diambilnya karena adanya desakan pendukung PDIP di tingkat bawah.

“Kader PDIP hingga tingkat ranting mendorong saya untuk maju pada pilkada kali ini. Tujuannya satu, memperbaiki Tabanan, utamanya dalam bidang infrastruktur,” ujar dia.

Untuk mendapat rekomendasi KBM sebagai calon bupati Tabanan, Sarjana harus bersaing dengan

Ketut arya Budi Giri (Golkar), I Wayan Suaba (Golkar), Ida Bagus Komang Astawa Merta (Demokrat), Ni Luh Nengah Sri Labantari (Gerindra), dan Negah Masta Jaya (Gerindra).

Jika akhirnya dia tersingkir dari KBM, Sarjanan mengatakan akan mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri melalui jalur independen. (kto)

Berita Lainnya

Terkini