Kabarnusa.com– Menyusul perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1937 Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menutup kegiatan operasi penerbangan selama 24 jam pada 21 Maret 2015. Tercatat 422 penerbangan domestik dan internasional tidak beroperasi.
Tidak beroperasinya penerbangan dalam dan luar negeri itu, lantaran seluruh operasional dan aktivitas penerbangan distop selama 24 jam mulai pukul 06.00 Wita hingga 22 Maret 2015 pukul 06.00 Wita.
Co. General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita menyatakan, selama perayaan Nyepi, semua penerbangan domestik dan
internasional dengan tujuan akhir dan keberangkatan pertama dari Bandara
Ngurah Rai akan ditiadakan.
Berdasar jadwal penerbangan reguler domestik dari dan ke Bandara Ngurah Rai, tercatat 107 penerbangan milik Garuda Indonesia, 65 Penerbangan Air Asia dan 55 Penerbangan Lion Air tidak beroperasi selama penutupan bandara.
“Ada 258 penerbangan domestik dan 164 penerbangan internasional yang ditiadakan,” sebut Ardita dalam keterangan resminya Senin 16 Maret 2015..
Dengan begitu, selama penutupan bandara tercatat 422 penerbangan yang ditiadakan selama Nyepi.
Penutupan bandara berkaitan Nyepi rutin dilakukan sejak tahun 2000 berdasar surat Dirjen Perhubungan Udara AU/2696/DAU/1796/99 tanggal 1 September 1999.
Selain itu, diperkuat Surat Edaran Nomor 003.2/24986/DPIK tanggal 17 November 2014 menginstruksikan agar meniadakan seluruh proses keberangkatan dan kedatangan di Bandara Ngurah Rai.
Untuk memastikan, kelancaran dan keamanan pelaksanaan Nyepi, AP Ngurah Rai bekerjasama dengan Air Navigation telah mengirim NOTAMN (Notice to Airman) ke maskapai dan bendara di seluruh dunia.
Pihaknya mengharapkan, saat Nyepi maskapai dapat mengatur atau menjadwalkan ulang penerbangannya dari dan ke Bali.
Untuk penerbangan terakhir dari Bandara Ngurah Rai adalah maskapai Korean Airlines pukul 03.00 WITA pada 21 Maret 2015.
Terkait soal potensi kehilangan pendapatan selama bandara tidak beroperasi Ardita berkelit bahwa hal itu sudah diketahui semua instansi terkait sehingga pada hari itu dirancang pendapatan nol.
“Pada hari itu tidak ada penjualan tiket, Kita tidak menghitung itu sebagai suatu lost atau kerugian karena memang tidak ada kegiatan penerbangan, imbuhnya. (rhm)