OJK Bali Dorong Penguatan Ekonomi Daerah, Dukung Pengembangan Komoditas Kakao Tabanan

memperkuat ekonomi daerah dengan mengorkestrasi kerja sama pengembangan komoditas kakao di Kabupaten Tabanan

4 Oktober 2025, 06:17 WIB

Tabanan– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekonomi daerah dengan mengorkestrasi kerja sama pengembangan komoditas kakao di Kabupaten Tabanan.

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya menciptakan ekosistem usaha yang sehat bagi petani kakao dan industri jasa keuangan (IJK) setempat.

Kerja sama strategis tersebut diresmikan melalui penandatanganan kesepakatan pada Selasa (30/9) di Balai Pelatihan Pertanian Kabupaten Tabanan.

Pihak yang terlibat adalah PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, PT Jamkrida Bali Mandara, Koperasi Manik Amerta Buana sebagai off taker, serta tiga kelompok tani kakao: Mesari, Lembung Sari, dan Subak Abian Waru.

Dukungan penuh datang dari OJK Provinsi Bali bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Kabupaten Tabanan.

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menjelaskan, kerja sama ini merupakan bagian dari program Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas (KPSP) Pertanian.

OJK mengorkestrasi terciptanya kerja sama ini. Program ini akan berkontribusi untuk menciptakan ekosistem usaha yang sehat melalui proses hilirisasi, kepastian ketersediaan offtaker, komitmen penyediaan akses keuangan, dan adanya pendampingan petani,” ujar Kristrianti.

Ia juga berharap program ini dapat direplikasi untuk komoditas unggulan pertanian lainnya.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Gusti Ayu Sintha, menyambut baik langkah ini, menekankan, permodalan adalah faktor krusial yang dibutuhkan petani kakao untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian.

Tabanan Sentra Kakao Bali

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu sentra perkebunan kakao utama di Bali.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, dari total 13.452 hektar perkebunan kakao di Bali, 4.530 hektar di antaranya berada di Tabanan. Produksi kakao Tabanan mencapai 937 ton, atau 19,46 persen dari total produksi Bali yang mencapai 4.815 ton pada tahun 2024.

Dari aspek pembiayaan, penyaluran kredit pada sub sektor perkebunan kakao di Bali per Agustus 2025 telah mencapai Rp6,6 miliar, dengan tingkat risiko kredit macet (Non Performing Loan – NPL) yang terjaga di bawah 1 persen.

Komitmen OJK untuk mengembangkan potensi ekonomi unggulan di daerah bukan kali ini saja dilakukan.

Sebelumnya, pada tahun 2024, OJK juga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1,39 miliar kepada petani kakao melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) komunitas kakao di Kabupaten Jembrana.

Melalui sinergi dengan TPKAD, OJK terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di daerah, yang diharapkan menjadi motor penggerak bagi perekonomian lokal. ***

Berita Lainnya

Terkini