OJK Perluas Pemberantasan Judi Online: Pemblokiran Rekening dan Penguatan EDD

Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M. Ismail Riyadi menjelaskan, tindakan pemblokiran rekening menunjukkan komitmen OJK dalam melindungi sistem keuangan dari aktivitas ilegal.

6 Maret 2025, 18:45 WIB

Jakarta – Menyadari dampak destruktif judi daring terhadap ekonomi dan keuangan, Otoritas Jasa Keuangan OJK mengambil langkah tegas dengan memerintahkan pemblokiran 8.618 rekening bank, sebuah peningkatan dari jumlah sebelumnya.

OJK tidak berhenti di situ; mereka juga mendorong perbankan untuk memperluas upaya pemberantasan dengan menutup rekening berdasarkan NIK dan menerapkan EDD.

Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M. Ismail Riyadi menjelaskan, tindakan ini menunjukkan komitmen OJK dalam melindungi sistem keuangan dari aktivitas ilegal.

“Di tengah dinamika perekonomian global yang penuh tantangan, OJK mengumumkan bahwa stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) Indonesia tetap terjaga,” katanya dalam siaran pers 4 Maret 2025.

Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan pada 26 Februari 2025, yang menyoroti stagnasi pertumbuhan ekonomi global dan penurunan inflasi di beberapa negara maju. Namun, tantangan tetap ada, terutama volatilitas pasar yang disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi dan geopolitik.

Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana Sektor Perbankan (PBKN) merespons kondisi ini.

Pertumbuhan kredit perbankan di Januari 2025 menunjukkan tren positif yang stabil, meski sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Dengan angka pertumbuhan 10,27 persen yoy, kredit mencapai Rp7.782 triliun. Kredit Investasi terus menunjukkan performa yang kuat, mengindikasikan optimisme investasi di sektor riil.

Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM yang lebih rendah mengisyaratkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mendorong sektor ini. Bank BUMN tetap menjadi motor utama pertumbuhan kredit, sementara kredit korporasi menunjukkan ekspansi yang signifikan.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan tren peningkatan di Januari 2025, mencapai 5,51 persen yoy, mengindikasikan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan.

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan giro dan tabungan, yang mencerminkan aktivitas transaksi yang sehat.

Likuiditas industri perbankan tetap terjaga dengan baik, dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK yang jauh di atas ambang batas minimum, memberikan ruang gerak yang cukup bagi perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Likuiditas perbankan tetap kuat dengan LCR mencapai 211,20 persen. Meskipun terjadi sedikit peningkatan pada rasio NPL dan LaR, kualitas kredit secara umum masih terjaga.

Peningkatan ini perlu dicermati, namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan level pra-pandemi, kondisi saat ini masih menunjukkan perbaikan.

Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perbankan mampu menjaga kualitas kreditnya di tengah dinamika ekonomi yang ada.

Profitabilitas industri perbankan, yang tercermin dari Return on Asset (ROA), berada pada level 2,34 persen pada Januari 2025, sedikit menurun dari 2,69 persen pada Desember 2024. Namun demikian, kinerja perbankan secara umum tetap menunjukkan resiliensi dan stabilitas.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat, dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 27,05 persen, meningkat dari 26,69 persen pada Desember 2024.

Tingkat permodalan yang tinggi ini memberikan bantalan mitigasi risiko yang solid dalam menghadapi ketidakpastian kondisi global. Sementara itu, porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) dalam portofolio perbankan tercatat sebesar 0,29 persen. Meskipun relatif kecil, kredit BNPL menunjukkan pertumbuhan tahunan yang signifikan.

Pada Januari 2025, baki debet kredit BNPL yang dilaporkan dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) tumbuh sebesar 46,45 persen year-on-year (yoy), meningkat dari 43,76 persen yoy pada Desember 2024, mencapai Rp22,57 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,44 juta.

Berita Lainnya

Terkini