Pangdam Apresiasi Satgas Pamtas RI-RDTL Wujudkan Mimpi Warga Perbatasan

14 Juli 2020, 20:44 WIB

 pembangunan Jembatan Gantung di daerah perbatasan yang merupakan hasil
kerjasama antara Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 132/Bima Sakti dengan Vertical
Rescue Indonesia (VRI)./ist

Denpasar– Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI
Kurnia Dewantara mengapresiasi segala prestasi tugas Satgas Pamtas RI-RDTL
dalam menjadi contoh dan mempelopori kesulitan rakyat sekelilingnya, salah
satunya dengan membangun Jembatan Gantung guna mempermudah akses transportasi
masyarakat perbatasan.

 

Demikian disampaikan Kapendam IX/Udayana
Kolonel Kav Jonny Harianto G, S.I.P., dalam rilis tertulisnya terkait
pembangunan Jembatan Gantung di daerah perbatasan yang merupakan hasil
kerjasama antara Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 132/Bima Sakti dengan Vertical
Rescue Indonesia (VRI).

 

Kapendam menjelaskan bahwa Pangdam juga
turut bangga dengan kinerja Satgas Pamtas RI-RDTL yang telah berhasil mengambil
hati rakyat dengan segala kegiatan-kegiatan pembinaan teritorial yang sangat
membantu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan warga perbatasan.

 

“Dengan diresmikannya pembangunan
Jembatan Gantung tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang sudah lama memimpikan adanya jalan penghubung masyarakat
perbatasan RI-RDTL”, ujar Kapendam.

 

Terpisah, Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonif
132/BS Letkol Inf Wisyudha Utama mengungkapkan bahwa tergugahnya Para Personel
Satgas Yonif 132/BS untuk membangun jembatan tersebut berawal dari keprihatinan
Para Personel Satgas melihat keadaan masyarakat perbatasan RI-RTDL di wilayah
tugasnya.

 

Dansatgas menjelaskan bahwa Jembatan
Gantung tersebut menghubungkan Desa Noepesu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)
dengan Desa Bonleu Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi NTT yang selama ini
terputus disebabkan aliran sungai yang sangat deras saat musim penghujan bahkan
juga sering menelan korban jiwa.

 

“Jembatan ini kita beri nama ‘Bima
Sakti’ agar masyarakat disini dapat dengan mudah mengingat dan mengenang kami
saat usai tugas nanti, hanya inilah yang bisa kami berikan, sedikitnya dapat
meringankan masyarakat agar tidak menyeberangi sungai yang membahayakan dirinya
sendiri,” ungkap Dansatgas.

 

Lebih lanjut Dansatgas menjelaskan
pembangunan Jembatan Gantung pengerjaannya memakan waktu lebih kurang 9 hari
yang dibantu oleh masyarakat sekitar dan tenaga ahli dari Vertikal Rescue
Indonesia (VRI),

 

Hari ini, Selasa (14/7/2020), Jembatan
Gantung Bima Sakti tersebut secara simbolis diresmikan dengan pemotongan pita
dan penandatanganan prasasti, untuk kemudian diserahkan kepada Muspika
Pemerintah Kabupaten TTU dengan TTS, Provinsi NTT guna digunakan dan dipeliharan
oleh masyarakat di dua desa  tersebut.

 

Disela-sela acara peresmian Jembatan
Gantung tersebut, Pimpinan Vertikal Rescue Indonesia (VRI) Tedi Ixdiana
mengatakan bahwa pembangunan jembatan ini adalah pembangunan yang ke 102
kalinya dari target 1.000 jembatan yang sudah dibangun dibanyak tempat di
seluruh Indonesia, terkhusus dalam upaya penyelamatan di medan-medan terjal.

 

“Jembatan Gantung Bima Sakti ini
panjangnya 80 meter dan lebar 1,2 meter dengan tinggi pelindung tangan sekitar
75 centi meter, serta menggunakan kontruksi kayu yang diikat pada menara besi
dengan tali sleng baja di kedua sisi ujungnya,” tutup Tedi. (lif)

Berita Lainnya

Terkini