KabarNusa.com – Selain kegiatan penanaman pohon mangrove aksi yang menyedot perhatian masyarakat adalah tampilnya kesenian tradisional barong dan gender yang turut menyemarakkan Parade Budaya untuk Revitalisasi Teluk Benoa.
Aksi ribuan massa yang dimotori Forum Bersama Kita Satu Bali diawali dengan konvoi 200 kendaraan yang diikuti sekira 2000 massa dan 5 unit Kesenian Bali dari Badung dan Denpasar, Minggu (14/12/2014).
Konvoi simpatik diikuti ratusan mobil, truk dan motor itu berjalan lancari dari awal sampai akhir. Konvoi dimulai dari Pantai Matahari Terbit, Sanur menuju depan Monumen Bajra Sandi Jalan Niti Mandala Renon, Jalan Teukur Umar, Imam Bonjol, By Pass Ngurah Rai dan berakhir di Lapangan Langon, Nusa Dua.
Selama perjalanan, aktivis lingkungan dan elemen masyarakat lainnya seperti dari pariwisata, seniman membagi-bagikan selebaran pamflet. Selebaran atau panflet itu diantaranya berisi tentang pentingnya revitalisasi Teluk Benoa untuk menyelamatkan lingkungan di kawasan seperti Pulau Pudut dari ancaman abrasi dan menjaga hutan mangrove.
Sepanjang perjalanan, berbagai atraksi kesenian seperti barong dan genjer ditampilkan untuk menghibur masyarakat.
Kelompok kesenian yang tampil dalam aksi itu yakni Barong Bangkal dan Barong Macan. Barong Bangal dari Desa Carangsari dan Barong Macan dari Banjar Sengguan Singapadu Gianyar. Untuk sekehe gender berasal dari Desa Panjer Kota Denpasar.
Sesampainya di Nusa Dua, massa menggelar atraksi kesenian serta memberikan kesempatan masyarakat menyampaikan aspirasi dan pemikirannya, tentang pentingnya revitalisasi Teluk Benoa, sebagai solusi mengatasi kejenuhan pariwisata Bali.
“Lewat parade budaya ini, kami ingin juga memberikan ruang bagi seniman dalam mengekspresikan diri termasuk dukungan terhadap revitalisasi Teluk Benoa,” tandas Koordinator Lapangan Aksi Parade Budaya dan Tanam Mangrove untuk Revitalisasi Teluk Benoa, Kadek I Gusti Ngurah Agung Eka Darmadi.
Menurutnya, Bali yang dikenal kekayaan seni budaya, tetap harus dilestarikan demikian juga dengan potensi budaya yang dimiliki Pulau Pudut.
Revitalisasi Teluk Benoa yang dilakukan nanti, kata dia, juga akan memberikan ruang bagi tumbuh berkembangnya potensi budaya masyarakat setempat. (rhm)