Parade Budaya Keliling Monumen, Tolak WTO di Bali

7 Desember 2013, 02:30 WIB

Kabarnusa.com, Denpasar – Sekira 150-an perempuan, pemuda, seniman lokal, dan kaum transgender melakukan parade budaya mengitari Monumen Braja Shandi guna menyampaikan aspirasi penolakan terhadap pertemuan World Trade Organization di Bali.
 

Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan juga berbagai negara lain, tampak dari beraneka ragamnya pakaian adat yang mereka kenakan.

Mereka juga membawa berbagai alat peraga, di antaranya bertuliskan: “Hentikan Kekerasan Negara Terhadap Perempuan, Akhiri WTO.”

Nisaa aktivis Solidaritas Perempuan menyatakan, “Parade ini memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

Keanggotaan di WTO itu kekerasan negara terhadap perempuan karena merebut kedaulatan hidup perempuan.

Karena itu kami menolak WTO, menuntut pemerintah Indonesia keluar dari WTO, dan WTO dibubarkan.

Dengan berparade bersama perempuan dari berbagai daerah dan negara, kami ingin menunjukkan bahwa budaya perempuan adalah persatuan dan perjuangan.”

Parade budaya dimulai dari Parkir Timur Monumen Braja Shandi hingga ke depan Monumen. Sepanjang perjalanan, para perempuan ini meneriakkan berbagai yel-yel dan nyanyian.

Para pemuda mengenakan topeng Anonymous yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap rezim global. Sedangkan para seniman lokal dan para petani dari Tabanan, Bali, memainkan alat musik tradisional Gamelan.

Parade diakhiri di depan Monumen Braja Shandi di mana mereka berorasi, memainkan alat-alat musik, dan menari bersama. Kegiatan diakhiri menjelang sore hari dengan pertunjukan dari kaum transgender.

Hari ini, hari terakhir mentri-mentri perdagangan dari negara anggota WTO bersidang di Nusa Dua, Bali.

“Kami perempuan dari berbagai daerah dan negara mewakili seluruh perempuan di dunia yang direbut kedaulatan hidupnya oleh rezim perdagangan bebas WTO,” katanya, Jumat (6/12/2013).

“Di sini kami bersatu dan berjuang bersama supaya suara kami didengar, yaitu kami ingin kehidupan tanpa WTO,” tambah Dewy dari Solidaritas Perempuan, menutup rangkaian kegiatan. (gek)

Berita Lainnya

Terkini