Denpasar – Meskipun sektor pariwisata mengalami terpurukan namun Bali mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) cukup tinggi secara nasional.
Ketua ISEI Provinsi Bali, DR. I Nyoman Mahendra Yasa menyampaikan hal itu saat “Silaturahim Industri Perbankan dan Outlook Ekonomi Bali 2022” yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Kebon Vintage, Denpasar, pada Selasa, 11 Januari lalu.
Adanya penambahan tingkat pengangguran di Bali juga salah satunya disebabkan oleh pandemi Covid-19, khususnya dari sektor pariwisata.
Meski demikian, lanjut Nyoman Mahendra Yasa, kabar baik datang dari tren Indeks Pembangunan Manusia Bali yang berstatus tinggi (75,50).
Menurutnya, terdapat tiga dampak besar pandemi Covid-19 pada perekonomian, yaitu konsumsi rumah tangga/daya beli yang jatuh cukup dalam, adanya ketidakpastian yang berkepanjangan, serta seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi.
“Terdapat tiga isu strategis di Bali, yakni rentannya sektor pariwisata, turunnya daya beli masyarakat, serta disparitas antar sektor dan wilayah,” tuturnya.
Pertumbuhan ekonomi Bali yang secara historis selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, pada tahun 2020 berada di bawah perekonomian nasional.
Oleh karenanya, diperlukan strategi untuk menghadapi pandemi Covid-19, yakni adaptasi kebiasaan baru dalam setiap aktivitas, momentum memperkuat sektor riil dengan prioritas peningkatan inklusivitas dari sisi penawaran.
Selain itu, momentum memperkuat daya beli yang mampu menciptakan multiplier effect dari sisi permintaan, serta mengurangi disparitas antar sektor dan wilayah (sinergitas dan konektivitas).
Pada bagian lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyebutkan, sejumlah indikator pemulihan ekonomi Bali dari tahun 2021 yang akan terus berlanjut di tahun 2022 sehingga Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali bisa mencapai 5,4-6,2% (yoy).
Mobilitas masyarakat hingga Desember 2021 menunjukkan perbaikan seiring membaiknya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.
Trisno Nugroho menambahkan, indikator sektor pariwisata pada triwulan IV 2021 menunjukkan adanya peningkatan jumlah wisatawan nusantara.
“Kinerja konsumsi swasta pada periode yang sama juga mengalami pertumbuhan positif yang tercermin dari peningkatan Survei Konsumen, Survei Perdagangan Eceran, kredit konsumsi, dan konsumsi listrik rumah tangga,” tuturnya.
Berkaca pada data-data tersebut, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan IV 2021 mencapai 2,1-2,9% (yoy) dan sepanjang tahun 2021 sebesar -2,2 s.d. -1,4% (yoy). ***