![]() |
Suasana pagi di Pasar Intaran Denpasar Selatan/Kabarnusa |
Denpasar – Pagi itu, sejumlah pasar rakyat atau pasar tradisional di
Kota Denpasar Bali cukup riuh oleh transaksi pedagang dan pembeli dengan
berbagai barang kebutuhan sehari-hari.
Meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir namun kehidupan harus jalan terus
termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pokok.
Yang membanggakan, seiring adaptasi tatanan kehidupan era baru para aktivitas
di pasar bisa melakukan adaptasi dengan baik, kesadaran memakai masker atau
disiplin 3M cukup dalam upaya pencegahan virus corona.
Menjelang terbitnya matahari, geliat ekonomi masyarakat sudah terasa terlebih
di pasar-pasar tradisional di Denpasar, sebagai Ibu Kota Provinsi Bali. Para
pedagang terlihat sibuk membawa dagangannya dan mengatur di pasar, mengais
rejeki untuk menyambut pembeli.
Dampak masa pandemi benar-benar memukul usaha mereka, namun tidak ada jalan
lain kecuali harus bertahan sembari mengharap bantuan seperti stimulus, UMKM
dan laiannya pemerintah.
Ni Luh Kerti, satu diantara pedagang buah di Pasar Intaran Denpasar Selatan,
yang masih bertahan di tengah pandemi. “Keras sekali dampaknya, daya beli
masyarakat menurun,” ucapnya ditemui pekan lalu.
Jika sebelumnya, pelanggannya banyak yang membeli pisang dalam jumlah besar
baik untuk keperluan upacara maupun dikonsumsi, namun kini mereka hanya
membeli sebatas kebutuhan. Terpaksa, dirinya melayani eceran satu dua lirang
atau sisir.
“Yang penting ada pemasukan untuk modal, sudah cukup,”ujar ibu dua anak ini.
Meskipun menghadapi himpitan ekonomi dengan menurunannya daya beli masyarakat,
bukan berarti dirinya mengabaikan hal penting lainnya yakni kesehatan.
Apalagi, saat ini masa pandemi, dirinya sangat menjaga, melindungi diri agar
tidak tertular Covid-19.
“Saya selalu mengenakan masker, saya bawa cadangan, kalau sewaktu-waktu harus
ganti,” ucapnya.
Selain itu, dia juga menyiapkan diri membawa hand sanitizer, yang
sewaktu-waktu dipakai ketika tangannya sudah mulai terasa kotor saat melayani
pembeli.
Kerti merasa senang, karena pihak pengelola pasar, menyediakan fasilitas
protokol kesehatan seperti wastafel yang mudah dijangkau, bahkan bilik
disinfektan untuk melindungi diri dari Covid-19.
Hal tak jauh beda dengan pemandangan di Pasar Padangsambian, Denpasar Barat,
semua pedagang dan pembeli cukup disiplin memakai makser.
Hal itu selain kesadaran diri untuk menjaga kesehatan dari serangan Covid-19,
juga karena petugas yang terus mensosialisasikan pentingnya melaksanakan
protokol kesehatan atau prokes baik lewat pengeras suara maupun media lain
seperti stiker, panflet, spanduk dan lainya.
Marijem, pedagang jamu keliling yang setiap pagi juga berjualan di Pasar
Padangsambian mengaku, untuk kebersihan dan sosialisasi prokes cukup bagus
sehingga mereka selalu diingatkan untuk disiplin 3M.
“Selalu pakai masker, cuci tangan dengan air mengalir dan menjaga jarak dari
kerumunan,” ucapnya menjelaskan arti 3M. Selama berjualan, kata dia, yang
diketahuinya, semua telah memakai makser, baik pedagang, pembeli maupun
pengelola pasar.
Dia berharap, dengan disiplin prokes ini, virus corona yang membahayakan itu,
tidak sampai menulari warga di pasar. Situasi saat ini, derita pedagang yang
mengeluhkan daya beli masyarakat menurun, jangan sampai ditambah lagi dengan
Covid-19.
“Harapan kami, bisa berjualan normal kembali bisa mendapatkan keuntungan yang
cukup,” imbuh ibu satu anak asal Kulon Progo, Yogyakarta ini.
(rohmat)