Patung Ayahanda Presiden Soekarno di Buleleng Tak Terawat, Dewan Prihatin

Patung ayahanda Presiden RI Pertama Soekarno, Raden Soekemi Sosrodiharjo kondisinya tak terawat sehingga mengundang keprihatinan DPRD Buleleng

24 Agustus 2017, 00:30 WIB

BULELENG – Keberadaan patung Raden Soekemi Sosrodihardjo yang merupakan ayahanda Presiden Soekarno berlokasi di depan SDN 1 Paket Agung, Singaraja, Bali kondisinya tidak terawat sehingga mengundang keprihatinan wakil rakyat.

Patung ‘mini’ Raden Soekemi di Jalan Veteran Singaraja yang terlihat tidak terawat seperti cat mengelupas dan berubah warga mendapat sorotan anggota DPRD Buleleng, Made Sudiartha.

Sudiartha menyayangkan sikap tidak peduli Pemkab Buleleng terhadap patung Raden Soekemi yang letaknya setrategis dan banyak diketahui masyarakat itu, pada bulan Agustus saat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-72 , tidak ada pembenahan.

Padahal, jauh hari dia sudah mengingatkan Pemkab Buleleng agar merawat mengecat monumen dan patung para pahlawan dan tokoh penting bangsa yang ada di kabupaten berjuluk Bumi Panji Sakti itu.

“Tetapi sampai hari ini, Pemkab Buleleng tidak pernah mau memperhatikan hal-hal sekecil ini,” sesal dia kepada wartawan, Rabu (23/8/2017).

Bagaimanapun, jika menengok sejarah bangsa ini, lahir dari figur Raden Soekemi ayahandanya Proklamator RI Bung Karno. Dari pengamatan, seluruh badan patung Raden Soekemi dicat warna putih itu, semua sudah mengelupas sehingga terlihat berubah warna menjadi putih dan warna abu-abu atau warna semen.

“Padahal, ini di daerah asal Rai Srimben (istri Raden Soekemi, ibunda Bung Karno) kok tidak ada perhatian sama sekali,” krtiknya.

Kata dia, keberadaan Patung Raden Soekemi berada di pusat pemerintah Kota Singaraja yang diapit Gedung DPRD Buleleng dan Kantor Bupati Buleleng serta Rumah Jabatan Bupati, mestinya mendapat mudah mendapat perhatian.

“Patung Raden Soekemi itu di depan semua pejabat di Buleleng. Di selahnya ada rumah jabatan bupati, maska bupati dan wakil bupati bersama jajarannya tidak bisa melihat patung itu? Setiap hari mereka mondar-mandir di situ kok tidak melihat kan lucu,” selorohnya.

Jika terkendala pendanaan, dinilai juga aneh, sebab untuk patung Raden Soekemi yang ukuran kecil itu saja tidak bisa dirawat, padahal pemeliharaan patung itu maksimal sekira Rp 10 juta.

“Masak patung kecil itu tidak bisa dirawat? Kalau buat festival pakai anggaran besar, tetapi merawat patung Raden Soekemi tidak ada uang. Dimana jiwa nasionalisnya pejabat Buleleng itu. Padahal selalu berkata JASMERAH (Jangan sekali-kali melupakan sejarah),” sindirnya.

Dia memberikan solusi jika perawatan terkendal anaggaran bisa dengan kerja sama dengan pengusaha-pengusaha anggota BPC Gapensi. Setiap tahun setiap rekanan yang mendapatkan proyek diberi tanggung jawab untuk memlihara atau merawat satu monument perjuangan dan patung. (gde)

Berita Lainnya

Terkini