Buleleng– Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan pesan yang tak boleh diabaikan—jangan jual tanah di sekitar Turyapada Tower di perbukitan Sukasada Kabupaten Buleleng.
Sebuah peringatan yang lebih dari sekadar himbauan; ini adalah seruan bagi krama Bali untuk menjaga warisan mereka, agar tidak menjadi penonton di rumah sendiri, terjebak dalam penyesalan seumur hidup.
Di atas bukit yang menghadap ke keindahan Danau Beratan, Tamblingan, dan Buyan, sebuah impian besar tengah diwujudkan. Turyapada Tower, satu-satunya menara yang berdiri anggun di tengah perbukitan hijau, diproyeksikan menjadi magnet wisata kelas dunia.
Namun, di balik gemerlapnya masa depan, ada ancaman yang mengintai—kemungkinan lahan sekitar jatuh ke tangan orang lain, membuat warga setempat hanya bisa menyaksikan tanpa memiliki bagian dari kejayaan itu.
Menanggapi hal ini, Koster dengan cepat meminta Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, mengambil langkah nyata. Sebuah peraturan daerah harus diterbitkan, memastikan bahwa tak ada pembangunan lain yang merusak keasrian kawasan.
Lebih dari itu, ia menekankan agar para kepala desa dan bendesa adat bersatu, mengingatkan warganya untuk tetap memegang teguh tanah mereka.
“Bangunlah konsep kerja sama,” ujar Koster dengan nada penuh keyakinan. “Jangan jual, tapi jadikan aset berharga. Lahan ini akan menjadi pusat perputaran ekonomi yang menguntungkan. Biarkan pihak lain menyewa, bukan memiliki.”
Tidak hanya menjadi ikon penyiaran TV digital, Turyapada Tower akan bersanding dengan berbagai fasilitas yang memukau—Skywalk yang menantang, restoran putar 360 derajat yang menawarkan panorama luar biasa, planetarium yang membawa pengunjung menjelajah jagat raya, hingga museum yang menampilkan keunggulan budaya Bali.
Lebih dari sekadar menara, kawasan ini akan menjadi surga inovasi dan rekreasi.
Di sekitar menara, sebuah konsep besar sedang dirancang. Taman teknologi yang berpadu dengan keindahan alam, kebun bunga, kebun buah, hingga area bermain anak dan zona petualangan seperti flying fox dan glamping.
Gondola sepanjang 1,4 km akan menghubungkan pengunjung dari area parkir menuju Turyapada Tower, menjadikan perjalanan bagian dari pengalaman yang tak terlupakan.
Gubernur Koster tidak hanya menawarkan visi, tetapi juga langkah nyata untuk menjaganya. Ini bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi amanah bagi warga Bali agar tidak kehilangan akar mereka.
Karena di tanah ini, di bawah bayang menara yang menjulang, masa depan sedang ditata—dan seharusnya, warga Bali menjadi bagian dari gemilangnya.***