PCNU Jakarta Minta Pemerintah Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 Bagi Ulama Pesantren

7 Januari 2021, 13:56 WIB
Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin/ist

Jakarta – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Pusat
mendorong pemerintah di semua tingkatan agar memprioritaskan vaksinasi atau
pemberian vaksin kepada tokoh agama terutama dari kalangan pondok pesantren.

Diketahuui, Presiden Joko Widodo memutuskan vaksin virus corona akan diberikan
secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikannya dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Ia
pun menginstruksikan kepada jajarannya di semua kementerian/lembaga serta
pemerintah daerah untuk memprioritaskan anggaran 2021 untuk program vaksinasi
virus corona.

Mengikuti sejumlah sejumlah negara lainnya yang sudah lebih dulu, Indonesia
rencananya akan mulai vaksinasi pada pertengahan Januari ini.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan
pemerintah menjadwalkan vaksinasi Covid-19 pekan depan namun masih menunggu
izin edar darurat atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa dan Urusan Halal Asrorun Niam
Sholeh mengatakan, MUI sedang menuntaskan fatwa halal CoronaVac atau vaksin
Covid-19 produksi dari perusahaan Sinovac.

Tim auditor MUI telah menuntaskan pelaksanaan audit lapangan terhadap vaksin
CoronaVac mulai dari perusahaan Sinovac di Beijing (China) dan di Biofarma,
Bandung (Indonesia).

Pelaksanaan audit lapangan, kata dia, dilanjutkan dengan diskusi pendalaman
dengan direksi Biofarma beserta tim auditor. Dari catatan Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU), sebanyak 234 kiai dan tokoh NU meninggal selama
pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020.

Selain itu, berdasarkan laporan Satkor Covid-19 RMI (Rabithah al-Ma’ahid
al-Islamiyyah) PBNU per 27 Desember 2020, terdapat 112 pesantren menjadi
klaster penularan Covid-19, dengan 5.244 pasien.

Namun, Koordinator Satgas NU Peduli Covid-19, Makky Zamzami, tak menyebutkan
berapa banyak kiai dan tokoh NU yang meninggal karena terpapar Covid-19.

“Berdasarkan fakta-fakta diatas, kami mendorong kepada pemerintah di semua
tingkatan untuk memprioritaskan juga kepada tokoh agama dalam pemberian
vaksin, terutama dari kalangan pondok pesantren yang sampai saat ini masih
mengawal proses pendidikan secara luring maupun daring,” ungkap Ketua PCNU
Jakarta Pusat Gus Syaifuddin dalam siaran pers, Kamis (7/1/20201).

Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk kiai dan santri adalah penting.
Namun menjaga dan melindungi pimpinan pondok pesantren dari wabah Covid-19
juga keharusan.

Wafatnya seorang Kiai atau Bu Nyai kata dia, bukan sekadar kehilangan secara
fisik semata, akan tetapi kehilangan panutan dan lautan ilmu yang dibawa oleh
para pembimbing ruh para santri.

“Maka dari itu, dengan ikut menjaga dan menyelamatkan para tokoh agama
terutama kalangan pesantren, berarti ikut serta menjaga gudang ilmu beserta
sanadnya. Karena mencetak Kiai dan Bu Nyai yang mumpuni tidak semudah
menciptakan aplikasi,” demikian Syaifudin. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini