![]() |
Kabag Hubungan dan Langganan Perumda TAB Budi Gunawan (kiri) dan Kasubag Humas Wayan Agus Suanjaya (kanan) |
Tabanan – Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Tabanan terhitung sejak Senin 23 Desember 2019 berubah namanya menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Amertha Buana. Perubahan nama tersebut karena adanya perubahan Badan Hukum Perusahaan.
Kepala Bagian (Kabag) Hubungan dan Langganan Perumda Tirta Amertha Buana (Perumda TAB) Budi Gunawan didampingi Kasubag Humas Wayan Agus Suanjaya mengemukakan hal itu saat menggelar jumpa pers di Warung Makan Ganeca, Tabanan, Bali, Kamis (26/12/2019).
Menurut Budi Gunawan, peresmian perubahan nama tersebut ditandai dengan acara Doa bersama, Pemotongan Tumpeng, Launching Majalah 33 Tahun PDAM Tabanan Berdedikasi, dan pada puncak acara di tandai dengan pelepasan ribuan ekor Burung.
“Pelepasan ribuan ekor burung tersebut mempunyai filosofi melepaskan nama Yang lama dan menggunakan nama yang baru agar prestasi perusahaan bisa semakin ditingkatkan lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Budi Gunawan juga mengemukakan tentang analisa dan evaluasinya terkait Perumda TAB sepanjang tahun 2019 dalam melayani pelanggan.
“Pada musim kemarau lalu, debit air sempat berkurang sehingga kami terpaksa melakuan pergiliran dalam memasok air ke pelanggan di sejumlah zona. Sementara di awal musim hujan ini, di beberapa zona air yang diterima pelanggan ada yang keruh,” katanya berterus-terang.
Disebutkan, adanya kekeruhan air tersebut dikarenakan adanya hujan di daerah hulu sehingga air permukaan yang dimanfaatkan Perumda TAB mengalami kekeruhan akibat adanya lumpur yang terbawa dari hulu.
“Untuk mengatasi kekeruhan tersebut, petugas langsung mengatasinya dengan melakukan penyedotan dan pengolahan agar pasokan air ke pelanggan kembali jernih,” katanya.
Selain air keruh, kendala lain yang dihadapi Perumda TAB di musim hujan adalah adanya tanah longsor yang bisa memutuskan pipa pasokan air sehingga mengganggu pasokan air ke pelanggan.
“Mengantisipasi hal ini, kami selalu menyarankan agar pelanggan selelu melakukan penampungan air,” kata Agus Suanjaya menambahkan.
Budi Gunawan pada kesempatan tersebut juga mengemukakan sejak diterapkan sistem pembayaran online, efisiensi penagihan langganan bulanan cukup bagus di atas 90 persen.
“Hal ini karena pembayaran bisa dilakukan melalui Bank BPD Bali di semua daerah di Bali. Meski demikian, masih ada juga ratusn pelanggan yang menunggak pembayaran lebih dari empat bulan sehingga sambungan meteran airnya terpaksa kami cabut,” paparnya.
Menurut Budi Gunawan, pada tahun 2019 ada sekitar 628 pelanggan yang menunggak membayar selama empat bulan sehingga terpaksa dicabut meteran airnya untuk sementara waktu.
“Dari jumlah tersebut pelanggan yang melakukan pemasangan kembali ada 271 pelanggan. Untuk pemasangan kembali mereka harus membayar tunggakannya dan denda senilai biaya pemasangan baru,” ujarnya.
Ditanya wartawan tentang target tambahan jumlah pelanggan Perumda TAB, disebutkan ada sambungan baru sampai akhir November sejumlah 1.600 pelanggan baru yang sebagian besar berada di daerah Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kerambitan.
“Kami menargetkan setiap tahun ada 1.200 tambahan sambungan baru atau rata-rata 100 sambungan baru per bulan. Berdasarkan angka capaian 1.600 sambungan baru tersebut, target yang kami tetapkan sudah tercapai,” pungkasnya. (gus)