![]() |
Saat memulai aktivitas pasar rakyat, pedagang dan pembeli menyambut kedatangan pasangan Amerta dan relawan di Pasar Sari Pedungan dan Pasar Rakyat Pedungan, Denpasar Selatan, Selasa (3/11/2020)/ist. |
Denpasar – Semangat perubahan yang digelorakan calon Wali Kota Denpasar
Gede Ngurah Ambara Putra dan calon Wakil Wali Kota Denpasar Made Bagus
Kertanegara atau pasangan Amerta mendapat sambutan positif para pedagang yang
menginginkan perubahan situasi menuju lebih baik sehingga perekonomian kembali
bergerak normal.
Saat memulai aktivitas pasar rakyat, pedagang dan pembeli menyambut kedatangan
pasangan Amerta dan relawan di Pasar Sari Pedungan dan Pasar Rakyat Desa
Pedungan, Denpasar Selatan, Selasa (3/11/2020) pagi.
Dengan sapaan dan komunikasi hangat pasangan nomor urut 2 di Pilwali Kota
Denpasar, menjadikan suasana saat pembagian masker tampak akrab dan cair.
Setelah melihat dan menyapa langsung pedagang yang menyampaikan aspirasi,
Ambara menegaskan bahwa mereka menginginkan perubahan situasi yang lebih baik
lagi.
“Saya kira, beberapa pasar perlu direvitalisasi, ada yang sudah bagus,
contohnya sistem PAD perlu komputerisasi supaya terintegrasi supaya
transparan,” terangnya.
Para pedagang meyampaikan kesulitan saat pandemi ini, dengan merosotnya omzet
penjualan. Tentu, mereka berharap para pemimpin di Kota Denpasar, bisa
membangkitkan kembali perekonomian.
Bahkan, mereka mengaku jika kondisi merosotnya omzet, atau lesunya
perekonomian berlangsung lama, tidak akan bisa bertahan dalam satu tahun ke
depan. Tentu saja, bantuan stimulus, subdisi kepada masyarakat seperti
pedagang mesti digencarkan agar uang beredar bisa lebih banyak.
Pihaknya juga melihat, lingkungan pasar yang perlu direvitalisasi, mungkin
karena sudah ada pasar setiap desa, sehingga akan lebih baik lagi jika
penjualannya memanfaatkan teknologi seperti e-Market atau digital market.
Hal itu perlu dilakukan untuk memberikan kemudahan pembeli dan penjual dalam
memasarkan produknya. Pemerintah Kota Denpasar diharapkan membantu membuatkan
Cloud Market, atau e-Market sehingga transaksi akan lebih sering dilakukan
masyarakat dan lebih mudah dalam pelayanan.
Di pihak lain, saat ini di Bali mengalami deflasi karena dampak pandemi
Covid-19 dimana produk lebih banyak dibanding permintaan. Karena itu, dengan
sentuhan teknologi digital dan stimulus pemerintah pada gilirannya bisa
menormalkan kembali ekonomi.
Diharapkan, agar gejolak kenaikan harga tidak terlalu keras karena akan
berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat.
Kata Ambara, dengan e-Market, maka data-data dalam pasar, menjadi lebih
akurat, lebih mudah untuk netralkan harga pasar.
“Tadi saya lihat pedagang berharap ada perubahan dan pembaharuan, sehingga
ekonomi bisa kembali normal,” tutup Ambara. (rhm)