Peduli Korban Gempa Lombok, Sampoerna Salurkan Bantuan Senilai Rp1 Miliar

6 September 2018, 00:00 WIB

JAKARTA – Paket bantuan kemanusiaan senilai kurang lebih Rp1 miliar disalurkan PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”), melalui payung program tanggung jawab sosial perusahaan ’Sampoerna Untuk Indonesia’ kepada para korban gempa di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Bantuan berupa ribuan selimut, masker, terpal, alat sanitasi hingga obat-obatan didistribusikan ke berbagai pos pengungsian di Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram. Ketiga wilayah tersebut merupakan area yang terkena dampak parah akibat gempa yang bersumber dari Sesar Naik Flores tersebut.

Pendistribusian bantuan dilakukan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), komunitas ritel tradisional Sampoerna Retail Community (SRC), Sampoerna Volunteers Club, dan Sampoerna Rescue (SAR), sejak masa tanggap darurat bencana hingga kini.

Head of Stakeholders Regional Relations and CSR Sampoerna, Ervin Laurence Pakpahan menjelaskan, Sampoerna bersinergi dengan semua pemangku kepentingan untuk dapat memberikan kontribusi maksimal bagi para korban terdampak bencana di Lombok.

“Sampoerna juga turut menyalurkan bantuan berupa tenda di Mataram, Lombok Utara, dan Lombok Tengah,” jelas Ervin, Jumat (31/08/2018).

Dilaporkan, hingga saat ini banyak fasilitas pendidikan dan kesehatan permanen yang belum pulih, sehingga pemerintah daerah masih membutuhkan banyak tenda yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar juga fasilitas kesehatan darurat.

Ervin menambahkan, ”Sampoerna juga mendukung aksi sosial yang dilakukan Sampoerna Retail Community yang menggalang dana “SRC Peduli Gempa Lombok”. Tak hanya itu, komunitas ini juga membangun fasilitas dapur umum di wilayah Mataram, Lombok Utara, dan Lombok Timur, dan mendistribusikan sekitar 7.000 nasi bungkus kepada korban gempa.”

Ditegaskan, Sampoerna bersama mitranya juga turut membantu pemulihan psikis para korban gempa yang kini menjadi prioritas pemerintah setelah masa tanggap darurat berakhir pada 25 Agustus 2018. Lebih dari 1.300 korban gempa di wilayah Mataram dan Lombok Utara telah mengikuti program pemulihan psikis ini.

Di wilayah yang sama, lebih dari 600 warga Lombok turut mendapat pemeriksaan kesehatan gratis. (des)

Berita Lainnya

Terkini