Pejabat Tabanan Rame-rame Demo Makan Daging Babi

23 Maret 2017, 23:10 WIB

TABANAN – Para pejabat dan masyarakat yang beragama Hindu di Kabupaten Tabanan rame-rame mengkonsumsi daging babi guna menghilangkan keresahan masyarakat agar tidak perlu takut dan cemas mengkonsumsi daging babi.

Gerakan tidak takut makan babi oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan digelar di Lapangan Alit Saputra Dangin Carik Tabanan, Kamis (23/3/17). Acara melibatkan sekitar 500 peserta tersebut dibuka Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa.

Hadir perwakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Tabanan Wayan Yatnanadi, Asisten Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Tabanan I Wayan Miarsana, Pimpinan OPD di Lingkungan Pemerintahan Tabanan, Perpadi, GUPBI Tabanan dan instansi terkait.

Panitia demo makan daging babi yang juga Kadis Pertanian Tabanan I Nyoman Budana mengatakan, terjadinya kasus suspect meningitis Streptococcus suis di Tabanan setelah diduga mengkonsumsi daging babi.

Tujuan demo makan daging babi, untuk menghilangkan keresahan masyarakat agar tidak takut dan cemas untuk mengkonsumsi daging babi. “Masyarakat tidak perlu takut dan cemas mengkonsumsi daging babi asalkan diolah dan dimasak secara matang dan sempurna pada  suhu 56 derajat celcius selama 30 menit,” jelasnya.

Budana menambahkan peserta demo makan daging babi tersebut sekitar 500 orang yang terdiri dari OPD di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan. “Di acara ini kita libatkan sekitar 500 orang peserta dari perwakilan OPD di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan,” kata budana

Bupati Tabanan dalam sambutan yang dibacakan Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa mengatakan Kasus Meningitis Streptococcus Suis berdampak besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, maka diperlukan adanya langkah langkah strategis dan tindakan konkrit dalam menanggulanginya.

“Langkah pertama informasikan kepada masyarakat khususnya peternak babi agar menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Melapor bila ditemukan gejala klinis seperti nafsu makan menurun, kesulitan berjalan, lumpuh dan gejala saraf lainnya,” imbau Wirna.

Peternak babi hendaknya tidak menjual atau memotong babi sakit. Masyarakat diimbau untuk mengkonsumsi daging sehat dan pastikan masakan daging babi benar – benar matang. Saat mengolah daging babi pastikan tangan tidak luka/tutup luka dengan baik bila mengolah daging.

Pengepul juga diimbau tidak membeli dan memotong babi yang sakit. Selain langkah antisipasi tadi, factor kebersihan perorangan, tempat pengolahan, alat dan bahan baku yang diolah juga harus mendapat perhatian.

Terakhir, menginformasikan kepada masyarakat agar segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit, “bila mengalami gejala panas, perubahan kesadaran, kuku kuduk dan sakit kepala setelah mengkonsumsi daging babi,” imbau wirna

Sekda Wirna mengajak komponen masyarakat dan instansi terkait agar melanjutkan informasi tentang meningitis streptococcus suis agar untuk tidak panik dan takut makan daging babi asalkan sudah diolah dan dimasak secara matang dan sempurna pada suhu 56 derajat celcius selama 30 menit.

“Sepulang dari acara ini, lanjutkan informasi tentang meningitis streptococcus suis, informasikan kepada masyarakat jangan panik dan takut makan daging babi asalkan sudah diolah dan dimasak secara matang dan sempurna pada suhu 56 derajat celcius selama 30 menit,” demikian Wirna. (gus)

Berita Lainnya

Terkini