Pelajar Denpasar Antusias Ikuti Festival Bercerita di Sawah

18 Desember 2017, 00:00 WIB

DENPASAR – Para pelajar di Denpasar antusias mengikuti sebuah festival yang bertajuk “Nyatua di Carik” (bercerita di sawah) di Ekowisata Subak Sembung Peguyangan, Minggu (17/12/2017).

Selain menanamkan kecintaan terhadap warisan para leluhur juga meningkatkan semangat mencintai aksara dan sastra bahasa Bali dalam penguatan konsep-konsep budaya terutama kepada generasi muda, khususnya anak-anak.

Pemkot Denpasar bersinergi dengan Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar mengadakan sebuah festival yang bertajuk “Nyatua di Carik”yang dihadiri Wali kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, ditandai membunyikan “krepuak”.

Rai Mantra mengatakan, festival nyatua dicarik ini sangat bagus, anak-anak kembali dikenalkan dengan cerita-cerita anak bali dengan sastra bahasa Bali. Apalagi dikemas dengan susasana sawah yang membuat anak-anak akan kembali bisa mencintai lingkungan terutama sawah.

Selain belajar menyatua bali, anak-anak ikut bermain permainan tradisional di sawah, dan bisa membentuk karakter anak untuk cinta terhadap budaya dan lingkungannya sendiri, terutama dalam penguatan jati diri dalam bentuk sastra bali.

“Kegiatan dalam penguatan konsep budaya ini sangatlah penting, sebab yang harus diperhatikan lebih jauh adalah mengenai aksara dan sastra Bali, dikarenakan disini ada bahasa dan tatwa yang bukan hanya untuk dilestarikan melainkan dikuatkan agar bisa memaknai etika yang didapatkan dalam sastra itu sendiri,” kata Rai Mantra.

Sastra berisikan sebuah pembentukan prilaku dan karakter kita sebagai masyarakat Bali. Dimana semua akar budaya ini harus bisa terus tumbuh kuat dan dikembangkan terus, melalui beberapa aktifitas kegiatan-kegiatan yang tentunya disesuaikan dengan kesenangan masyarakat maupun anak-anak itu sendiri.

Untuk menumbuhkan dan menguatkan konsep budaya ini sejak setahun lalu.

Pemkot melaksanakan setiap hari Rabu pegawai dilingkungan Pemkot menggunakan bahasa bali, mengingatkan bahasa ibu (bali) sebagai bahasa yang memang warisan adiluhung dan jangan sampai terlupakan.

Sebab didalam bahasa bali itu banyak sekali terdapat makna etika hidup yang sangan baik, yang semua ini harus kita jaga agar tidak punah, apalagi dijaman digitalisasi dan globalisasi seperti ini.

Sementara Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar, Kadek Rika Aripawan, mengatakan, kegiatan festival nyatua di carik ini di ikuti anak-anak Sekolah Dasar (SD) se-Kota Denpasar.

Adapun festival ini di ikuiti oleh 39 Desa/Kelurahan dan 78 anak-anak dari masing-masing Desa/Kelurahan, yang dipandu oleh maestro seniman dongeng Made taro. (gek)

Berita Lainnya

Terkini