Gorontalo –Asosiasi Media Siber Indonesia AMSI memiliki kepedulian dan punya tanggung jawab dalam membantu masyarakat memberikan informasi yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan.
Koordinator Wilayah AMSI Indonesia Timur, Upi Asmaradhana mengajak publik dapat memilah-milah informasi yang diterima, agar dapat membedakan informasi yang benar dan hoax.
“Diharapkan para peserta setelah pelatihan ini dapat melakukan verifikasi, dan mencari sumber-sumber referensi yang beredar di masyarakat,” kata Upi dalam pelatihan Literasi Berita di Gorontalo.
Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, 27 dan 28 September 2022, di Aula Rumah Jabatan Walikota Gorontalo.
Kegiatan merupakan kerja sama AMSI Gorontalo dengan Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Diskominfo) Kota Gorontalo.
Upi Asmaradhana melanjutkan, melalui pelatihan ini para peserta atau publik dapat melawan informasi hoax sendiri, dari berbagai referensi.
“AMSI saya pikir punya kepedulian dan punya tanggung jawab dalam membantu masyarakat memberikan informasi yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya lagi.
Wali Kota Gorontalo Marten Taha menyambut baik kegiatan Pelatihan Literasi Berita yang dilaksanakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
Hal ini karena sangat penting dan strategis agar bagaimana menangkal adanya berita-berita hoax.
Melalui (kegiatan) AMSI itu dapat dicegah dan disaring semua informasi yang dibagikan ke berbagai pihak.
“Informasi (harus) benar, tepat, akurat, dan tidak mengandung disinformasi,” kata Marten ketika memberikan sambutan dalam Pelatihan Literasi Berita Untuk Publik Melawan Disinformasi/Misinformasi di Kota Gorontalo.
Kata Marten, pelatihan itu, sangat penting agar masyarakat juga bisa mendapatkan informasi, dan pengetahuan, sekaligus edukasi bagaimana memanfaatkan informasi di media sosial yang begitu banyak, dari berbagai sumber.
“Karena kita sulit menyaring atau memfilter berbagai informasi dari sumber yang ada,” ujarnya.
Melalui pelatihan itu seluruh komponen dan elemen masyarakat seperti tenaga pendidik, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa dan yang bertugas dalam kehumasan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya.
“Terutama untuk dampak media sosial dan bagaimana pemahaman publik mengenai informasi dan sebagainya,” ujarnya.
Marten meminta agar para peserta mengikuti pelatihan itu dengan serius, untuk meningkatkan pengetahuan, memperbanyak keterampilan khususnya untuk generasi muda.
Meningkatkan pemahaman publik, untuk menangkal disinformasi, merupakan tujuan pelatihan tersebut.
Ketua AMSI Gorontalo Verrianto Madjowa, mengatakan, kegiatan pelatihan ini diikuti 32 peserta, terdiri dari guru sekolah menengah atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mahasiswa, Humas lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, Kantor Pusat Bahasa di Gorontalo dan Perpustakaan Gorontalo. ***