![]() |
Suasana kegiatan sosialisasi sekolah sungai yang digelar BPBD Kabupaten Tabanan |
TABANAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, Bali, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menggelar sosialisasi gerakan nasional pengurangan resiko bencana kegiatan sekolah sungai, Jum’at (27/10/2017).
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya yang dibacakan oleh asisten II Sekda Kabupaten Tabanan I Wayan Miarsana saat membuka kegiatan sosialisasi mengatakan dalam upaya penurunan indeks resiko bencana, program pengurangan resiko bencana harus terus digalakkan di Tabanan. Salah satunya dengan Gerakan sekolah sungai.
”Gerakan ini, sebuah proses pemberdayaan komunitas yang berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian perencanaan, pengorganisasian, serta aksi untuk mewujudkan komunitas yang mampu mengelola dan mengurangi resiko bencana serta meningkatkan kwalitas hidup,” ujarnya.
Menurut Bupati Tabanan, pelaksanaan sosialisasi gerakan nasional pengurangan resiko bencana kegiatan sekolah sangat penting dalam rangka pembentukan dan pengembangan relawan sungai dan menciptakan jejaring atau komunikasi pinggiran sungai sebagai agen restorasi sungai dalam memperkuat dan mengembangkan gerakan pengurangaan resiko bencana.
“Melalui sekolah sungai ini, diharapkan lahir orang-orang yang memiliki kemampuan untuk memuliakan sungai, dan dapat mengembalikan sungai kembali pada fungsinya,serta mampu menjadi garda terdepan dalam gerakan ini,” katanya harapnya.
Terkait hal itu, Bupati Tabanan mengajak semua pihak untuk turut serta dalam mensukseskan gerakan nasional pengurangan resiko bencana dengan kegiatan sekolah sungai ini.
“Mari kita bulatkan komitmen untuk mendukung gerakan ini. Sehingga dapat memberdayakan masyarakat dalam mengelola dan mengurangi resiko bencana, meningkatkan kwalitas hidup guna kemajuan pembangunan Tabanan yang Serasi, sejahtera, aman dan berprestasi,” ajaknya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita dalam laporannya mengatakan gerakan nasional pengurangan resiko bencana dengan sekolah sungai, meliputi sosialisasi, pembentukan dan pengembangan komunitas, sosialisasi dan desiminasi informasi, apel siaga dan aksi sekolah sungai serta workshop evaluasi dan tindak lanjut.
“Sosialisasinya kita lakukan hari ini, tanggal 27 Oktober, pembentukan dan pengembangan komunitas selama tiga hari dari tanggal 14 hingga 16 nopember, sosialisasi dan desiminasi informasi mulai hari ini hingga 6 desember, apel siaga dan sekolah sungai rencananya tanggal 26 nopember, sedangkan tanggal 6 desember kita akan workshop evaluasi dan tindak lanjut,” jelasnya.
Ngurah Sucita melanjutkan untuk pelatihan khusus kepada relawan di sekitar sungai akan difokuskan pada relawan di desa Dajan Peken, Desa Delod Peken dan relawan sungai di sebelah barat lapangan wagimin, Jambe, Tabanan.
“Relawan di desa inilah yang akan kami fokuskan, mereka akan dilatih bagaimana mengelola sungai,” ujarnya.
Menurut Sucita, Badan penanggulangan bencana daerah tidak hanya bekerja saat terjadi bencana, tapi bagaimana membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi ancaman bencana serta menghindari terjadinya banyak korban yang sia-sia.
”Tugas kami tidak hanya saat bencana, tapi bagaimana membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana, sehingga tidak ada korban yang sia-sia,” paparnya. (gus)