Kabarnusa.com – Perubahan iklim global yang menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia hendaknya membuka kesadaran semua pihak terlebih generasi muda untuk memulai membangun gerakan bersama dalam menjaga lingkungan.
Gerakan mendorong kaum muda sebagai pelopor dalam menjaga lingkungan alam dari berbagai ancaman kerusakan, terus disuarakan seperti yang dilakukan pada kegiatan”Youth Real Action on Climate Camp” di Kuta, Bali Sabtu (16/4/2016).
Puluhan kamu muda terpelajar dari mahasiswa Universitas Udayana, Universitas Warmadewa dan Universitas Pendidikan Singaraja, terlibat dalam kegiatan yang digelar The Climate Change Reality Project Inndonesia.
Hadir sejumlah pembicara seperti Staf Ahli Menpora Yuni Poerwanti, Amanda katili Niode Manager The Climate Reality Project Indonesia dan Ketua Tim Ahli utusan khusus Presiden untuk Pngendalian Perubhan Iklim dan Murni Titi Resdiana dari UKP-PPI.
Menurut Poerwanti, pemuda 16-30 tahun itu, menjadi penting dalam upaya pengendalian dampak perubahan iklim seperti efek rumah kaca, sebab mereka merupakan pelopor, pioner untuk menjaga lingkungan.
Harus mulai ditanamnkan kesadaran dan kepedulian sejak dini akan tanggungjawabnya terhadap lingkungan. Bagaimana dimulai dari diri sendiri atau lingkungan terdekatnya, memiliki kapasitas, mental dan perilaku dalam menjaga lingkungan.
Mereka bisa memulai dari hal sederhana, seperti melakukan efisiensi energi di rumah atau kantor dalam penggunaan listrik, AC dan seterusnya.
“Seperti gerakan penanaman pohon nusantara saat launching peringatan Sumpah Pemuda tahun lalu, juga merupakan upaya membangun kesadaran kaum muda terhadap lingkungan,” tandasnya.
Selain mendapat pemahaman akan pentingnya menjaga dan mengendalikan dampak perubahan iklim, mereka juga melaksanakan kegiatan nyata, berupa aksi penanaman pohon mangrove di Telaga Waja sekitar Teluk Benoa.
Forum Peduli Mangrove (FPM), turut mendukung aksi nyata mahasiswa yang melakukan penanaman pohon mangrove untuk mencegah abrasi.
“Menjaga lingkungan dan mengendalikan perubahan iklim bukan hanya tugas pemerintah atau orang per orang, tetapi harus disadari, itu pekerjaaan bersama,” tandasnya.
Sebab, dengan menjaga lingkungan dengan baik bisa mengendalikan perubahan iklim maka ke depan, manusia bisa hidup lebih layak dan sejahtera. Sepeeti bagaimana atmosfer dunia harus dijaga dengan baik, oleh siapapun.
Dalam kesempatan sama, Amanda Katili menambahkan, gerakan penanaman pohon mangrove menjadi penting dilakukan, sebagai upaya untuk pengendalian dampak iklim global yang melanda dunia termasuk Indonesia.
“Tahun-tahun lalu, kita lebih berikan pemahaman, makin ke sini, karena sudah kita berpengalaman dan anak-anak sudah makin kreatif maka langsung aksi nyata di lapangan sepeti penanama mangrove,” jelas Amanda.
Mengingat Bali sebagai daerah tujuan pariwisata, sehingga ke depan mulai dipikirkan, bagaimana wisatawan nantinya bisa berwisata berkeliling obyek wisata dengan bersepeda sehingga mengurangi penggunaan energi..
Pihaknya beberapa kali datang melakukan kegiatan di Bali, dengan maksud agar semakin banyak kaum muda, yang melakukan aksi nyata di lapangan. Dengan demikian akan menjadi gerakan massal atau bisa lebih luas lagi.
“Bali kita pilih, karena jiwanya Bali itu sangat cinta peduli lingkungan sehingga kita harapkan gerakan ini bisa lebih cepat menjadi gerakan massal,” imbuhnya. (rhm)