Komposisi mikroba perombak lokal Bali ini masing-masing memiliki rasio perbandingan 1/3 dari total mikroba yang ditambahkan.
”Mungkin ini menjadi komposisi mikroba lokal Bali yang pertama dibuat. Tentu masih banyak kombinasi mikroba lokal Bali yang dapat dibuat untuk membantu petani mengolah limbah jerami ataupun dapat dimanfaatkan untuk menguraikan sampah” papar Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali periode 2014-2017.
Dekomposer Pseudomonas flourescens diisolasi dari rhizosphere bawang merah yang ditanam di Bali, Trichoderma hazianum diisolasi dari kotoran sapi Bali dan Aspergilus niger diisolasi dari kotoran ayam Bali. Pembuatan komposisi dekomposer diawali dengan melakukan seleksi terhadap enam komposisi dekomposer lokal.
Aprindo Dukung Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali
Seleksi dilakukan dengan mengimplementasikan kombinasi dekomposer pada 100 gram jerami padi yang dicacah dengan ukuran 2-5 cm dan dikomposkan dengan waktu 3 minggu.
Komposisi dekomposer lokal yang memiliki laju pengomposan paling tinggi dipilih untuk digunakan sebagai bahan penelitian dan untuk dibandingkan kemampuan dekomposisinya dengan dekomposer komersial.
Pada akhirnya komposisi Pseudomonas flourescens, Tricodema hazianum dan Aspergilus niger menjadi salah satu mikroba perombak dengan laju pengomposan tertinggi.
Kedepankan Kearifan Lokal Bali, Penanganan Hukum hendaknya Diselesaikan Dahulu di Masyarakat
“Hasil uji eksperimen komposisi dekomposer lokal Bali pada jerami padi menghasilkan kompos jerami padi dengan kualitas sesuai standar SNI. Komposisi mikroba ini memberikan kematangan kompos dengan rasio C/N mencapai 14,80” jelas pria yang mantan wartawan VOA Suara Amerika tersebut.***