Pentingnya PR Mengetahui Kebutuhan Media di Era Digital

10 September 2020, 13:34 WIB

Mengingat, para jurnalis datang dari berbagai desk, seperti dari desk
pendidikan, bisnis, lifestyle, dan sebagainya./ist

Jakarta – Founder & CEO LSPR Communication and Business Institute
Prita Kemal Gani mengatakan penting bagi praktisi Public Relations (PR) dalam
membangun engagement dengan media, pemberitaan yang ditayangkan media mampu
mempengaruhi opini publik.

dahulu. “Antara lain, dengan memahami kebutuhan media di era digital seperti
sekarang,” katanya di acara ‘Manajemen Komunikasi Media’ yang digelar
Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, pada hari ini (09/09/2020),
di Jakarta.

Lebih jauh ia menjelaskan, ada empat kebutuhan utama yang dibutuhkan media,
Keempat kebutuhan itu adalah informatif, kreatif, komunikatif, dan strong
media bonding, Informatif artinya PR harus mampu memberikan informasi atau
data terkini (up-to-date) dalam format multimedia, baik print, digital, hingga
video maupun infografis.

Selain itu, PR juga harus rutin meng-up date website maupun media sosial
perusahaan atau instansinya, karena kanal digital ini kerapkali dijadikan
media sebagai kanal untuk mencari informasi sebagai bahan penulisan.

Kebutuhan kedua adalah kreatif merupakan Media membutuhkan konten sekaligus
informasi yang dikemas secara kreatif Artinya, informasi yang disajikan kepada
media dapat dikemas dalam berbagai angle penulisan.

Mengingat, para jurnalis datang dari berbagai desk, seperti dari desk
pendidikan, bisnis, lifestyle, dan sebagainya.

“Selain itu, informasi yang disajikan pun dapat menampilkan narasumber yang
tidak melulu dari internal perusahaan. Misalnya, menghadirkan narasumber pakar
dari luar yang sedang happening,” lanjut Prita.

Ketiga, kebutuhan media adalah komunikatif. Ditegaskan Prita, spoke person di
perusahaan atau instansi, termasuk PR, harus mudah diakses atau dihubungi,
pro-aktif, dan mampu membangun hubungan dua arah, seperti mau mendengar dan
menerima masukan.

Terakhir, media membutuhkan strong media bonding. Artinya, PR harus mampu
membangun hubungan emosional dengan media.

Mulai dari meng-up-date isu atau informasi terkini media visit  membuat
pertemuan secara berkala dengan media melalui berbagai bentuk, seperti
memberikan pelatihan kepada media menggelar kegiatan outbond bersama media
demi membangun kedekatan membangun kerja sama memalui program kolaborasi
dengan media memberikan kesempatan kepada media untuk menjadi pembicara di
sejumlah kegiatan internal perusahaan hingga merespon setiap pemberitaan
mereka dengan men-share berita tersebut di media sosial, sebagai wujud
apresiasi.

“Bahkan, PR juga dapat membuat WhatsApp (WA) Group guna membangun hubungan
yang intens dengan media. Melalui WA Group ini, PR dapat berbagi informasi
terkini kepada teman-teman media.

Tentu saja, agar WA Group interaktif atau komunikasinya dua arah, PR dapat
membuat games atau kuis untuk teman-teman media. Selain itu, di WA Group ini,
PR juga harus responsif dan cepat dalam menjawab setiap pertanyaan media,”
tutup Prita. (lif)

Artikel Lainnya

Terkini