Penyair dari Sepuluh Negara Lima Benua Tampil di Tabanan

1 Desember 2015, 10:33 WIB
puisi
Sepuluh penyair dari 10 Negara 5 benua yang tampil di Tabanan  Internasional Poetry Festival 2015

Kabarnusa.com – Sepuluh penyair dari lima benua bertemu di Kabupaten Tabanan dalam acara bertajuk “Tabanan Internasional Poetry Festival 2015”. Para penyair ini membacakan sajaknya di sejumlah tempat di Tabanan yang mewakili konsep Nyegara Gunung. Karena bentang alam Tabanan yang meliputi pantai, daratan rendah, sampai ke gunung.

Sepuluh penyair tersebut adalah Aurelia Lassaque dari Perancis; Bastian Boettcher dari Jerman; Michael Augustin dari Jerman; Jesus Sepulveda dari Cili; Muhammad Haji Salleh dari Malaysia; Sujhata Bhatt dari India; John Mateer dari Australia; Vonani Bila dari Afrika Selatan, Lukas Mkuti dari Afrika dan Gusti Putu Bawa Samar Gantang dari Indonesia.

Festival ini sendiri mulai dibuka secara resmi oleh Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada di kediaman sastrawan I Gusti Putu Bawa Samar Gantang di Tabanan, pada Jumat, (27/11/2015) malam.

“Saya mengapresiasi festival ini karena kegiatan ini juga dalam rangka peringatan HUT Kota Tabanan Ke-522,” ujar Penjabat Bupati Tabanan.

Setelah tampil membacakan puisi di rumah Gusti Putu Bawa Samar Gantang, para penyair tersebut tampil di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot dengan mengusung tema “Sunset Poetry Reading”, Senin (30/11/2015) sore sekitar jam 16.00

Acara dibuka oleh pementasan kesenian geguntangan dari sekaa seni geguntangan Orari Tabanan. Yang menarik, para penyair terlena dengan alunan musik, tanpa sadar ikut menari mengikuti irama musik tersebut.

Setelah acara menari, dilanjutkan dengan poetry reading festival hingga menjelang sunset. Semua penyair dari lima benua tampak mengapresiasikan kemampuan mereka dalam membawakan syair dengan beragam ekspresi. Hal tersebut menambah keeksotisan suasana dan membuat minat para wisatawan untuk ikut menyaksikan dan mengabadikan moment tersebut.

Setelah tampil di Tanah Lot, lima orang di anatara sepuluh penyair tersebut kemudian tampil di puncak peringatan Hut Kota Tabanan ke 522, di lapangan Alit Saputra, Tabanan, Senin (30/11/2015) malam.

Tiga puisi yang dibacakan tersebut langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dibaca oleh penyair lokal. Dua puisi lainnya yakni karya Vonani Bila dari Afrika Selatan dan Samar Gantang dibaca langsung tanpa diterjemahkan lagi.  

Ketua Panitia “Tabanan Internasional Poetry Festival 2015” I Gusti Made Adi Nurama menjelaskan, Festival ini merupakan lanjutan dari dua festival sebelumnya yakni pada 2012 dan 2013 yang berlangsung di Afrika Selatan.

Dikatakan, dengan dilaksanakannya festival ini diharapkan terbangun hubungan yang lebih kuat di antara masyarakat Tabanan dengan masyarakat dari negara lain.

“Selain itu juga untuk  meningkatkan rasa harmoni antarnegara, meluaskan cakrawala pandangan pada dunia luas. Bahwa, puisi adalah duta budaya dari setiap negara. Puisi adalah jiwa dan nilai sebuah bangsa,” tandasnya. (gus)

Artikel Lainnya

Terkini