![]() |
Nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan virus DBD di musim |
KUPANG – Selama lima bulan terakhir penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai mewabah dan menyerang warga di Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timu (NTT) hingga merenggut lima nyawa dan 700 warga lainnya dalam perawatan intensif.
Sejak perubahan cuaca di provinsi berbasis kepulauan itu pada akhir 2018 hingga Januari 2019 ini, penyakit paling parah disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus seperti di Kabupaten Manggarai Barat.
Di kabupaten pemilik binatang langka Komodo itu, DBD sudah merenggut 5 orang warganya dan sekitar 700 orang masih dirawat intensif. Pemerintah setempat kemudian menetapkan DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB).
“Kematian warga di Manggarai Barat itu merupakan akumulasi kejadian DBD mulai mewabah daerah itu sejak September 2018 sampai 16 Januari 2019,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dr Dominggus Minggu Mere dalam keterangan resminya, Jumat (18/1/2019).
Perubahan cuaca memasuki musim penghujan menjadi salah satu faktor penyebab. Kerja sama semua pihak dibutuhkan untuk bisa mengurangi dampak kematian yang terjadi. “Penyakit DBD adalah penyakit berbasis lingkungan sehingga perlu menjadi perhatian bersama,” ungkap Dominggus.
Secara kelembagaan, dinas kesehatan provinsi telah memberi sejumlah bantuan untuk bisa menekan dampak lain dari mewabahnya DBD di kabupaten itu. Kementerian Kesehatan juga telah merespon untuk segera menyalurkan sejumlah bantuan berupa cairan larvasida.
“Karena ini sifatnya cair maka akan dikirim melalui pelabuhan ke pelabuhan,” kata Plt Direktur RSUD Prof Dr Johannes Kupang itu. Domnggus menyebutkan, selain Manggarai Barat yang sudah berstatus KLB, kabupaten lainnya di provinsi selaksa nusa itu, masih dalam level peningkatan status dengan jumlah penderita bervariasi.
Disebutkan, klain Kota Kupang data per 16 Januari lalu berjumlah 33 kasus, Sumba Timur 30 kasus, Timor Tengah Selatan (TTS) 20 kasus, Kabupaten Sikka 12 kasus dan Ngada 10 kasus. “Ya kita sudah keluarkan peringatan dini, ke semua kepala daerah agar bisa meminimalisir kasus agar tidak terjadi korban bahkan peningkatan kasus,” tandasnya. (adi)