Penyakit Tak Menular Meningkat, Pencegahan Stop Merokok Digencarkan

22 September 2015, 07:41 WIB

Kabarnusa.com – Meningkatnya jumlah penderita penyakit tak menular perlu mendapat perhatian salah satunya dengan menggencarkan upaya pencegahan untuk menghentikan aktivitas merokok.

Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya Santi Martini mengungkapkan, dari data yang ada, ada peningkatkan jumlah pasien penyakit tak menular dari tahun ke tahun..

Kelompok masyarakat seperti ibu-ibu hamil atau anak-anak, sangat rentan terkena penyakit tidak menular seperti yang ditimbulkan akibat paparan asap rokok.

Pemerintah, sejatinya telah melakukan berbagai upaya dalam memberikan perlindungan terhadap kesehatan warganya dari paparan asap rokok, dengan menerbitkan regulasi sejak tahun 2009 UU kesehatan dan tahun 2012 terbit Peraturan Pemerintah yang mengatur pengamanan produk tembakau.

Dalam aturan PP itu, lanjutnya, terdapat peringatan kesehatan bergambar pada kemasan bungkus rokok.

“Dalam waktu setahun pada 2013, Kemenkes telah memberi guidence arah industri peringatan kesehatan bergambar,” kata Santi di sela Diskusi Pictorial Healt Warning Enforcment and Monitoring yang digelar Bali Tobacco Control Initiative (BTCI) dan The Union di Sanur, Denpasar Selasa (22/9/2015).

Menurutnya, hal itu merupakan capaian luar biasa yang dilakukan pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat.

salah satunya lewat edukasi dengan pesan bergambar tentang bahaya merokok.

“Kalau kita lihat penyakit tidak menular itu, terus meningkat jumlahnya dan itu sebenarnya bisa dicegah,  salah satunya mencegah resiko bahaya merokok,” tandas Santi.

Artinya, bonus demokrasi yang dimiliki Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar itu pada tahun 2020, tinggal hanya angan-angan, jika derajat kesehatan warganya tidak meningkat pula.

“Kita lihat, banyak wanita yang menjadi perokok pasif karena terpapar asap rokok di sekitarnya,” tandasnya.

Karenanya, tujuan dari edukasi dan pencegahan itu semua, agar Indonesia bisa memiliki keunggulan sumber daya manusia (SDM) sehingga bisa berkompetisi di dunia, apalagi seiring masuknya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini