DENPASAR – Para kader atau alumni organisasi pemuda yang bernafaskan agama Hindu seperti Peradah Bali diingatkan agar tidak terjebak kepada kepentingan pragmatisme seperti orientasi karir jabatan atau kedudukan tertentu.
Hal itu mengemuka dalam publik bertajuk “Semangat Pemuda Hindu Berorganisasi Semakin Lemah” yang digelar DPP Peradah Indonesia Bali, PD KMHDI Bali dan Diskusi Kamisan di Gedung PHDI Bali di Denpasar, Jumat (2/3/17).
Selain itu, sejatinya, sebagai wadah perkumpulan pemuda, organisasi sangat efektif dalam mengembangkan kreativitas dan sumber daya manusia (SDM). Sayangnya, program atau kegiatan dilakukan kerapkali bersifat jangka pendek, temporer dan sekadar meriah. Orientasi membangun porsi tawar masih lemah, khususnya organ berhaluan agama-nasionalis.
Demikian intisari Acara dipandu Dr Nengah Yoga Segara yang berlangsung menarik dan memberikan pandangan baru serta strategi yang mesti dilakukan untuk menggaungkan organisasi, tidak sekadar mengejar eksistensi namun juga berkontribusi nyata kepada masyarakat.
“Komitmen, konsistensi, dan orientasi kadang menjadi kendala pemuda dalam merealisasikan visi misi organisasi dalam jangka panjang,” kata Antropolog IHDN Denpasar. Di pihak lain, masalah kaderisasi menjadi sorotan penting. Kader organisasi pemuda yang pragmatis tak luput dari sorotan peserta diskusi..
Mereka seperti ingin memperoleh posisi tertentu, baik karir maupun jabatan dengan akses jaringan khususnya melalui alumni masing-masing. “Kami sarankan kepada teman-teman, baik alumni Peradah dan KMHDI wadah organisasi sebagai proses pembelajaran dan memberikan alternatif pilihan saat mereka lepas nanti,” ujar Dewa Wirajaya peserta diskusi.
Dalam pandangan KMHDI Bali, guna menjaring calon anggota diinternal pihaknya melalui mekanisme organisasi seperti tahapan MPAB (Masa Pengenalan Anggota Baru). Ketika proses itu sudah dilakukan berhak menjadi anggota dan calon pengurus. Terkait program, selain pengembangan SDM kegiatan kewirausahaan kerapkali digalakkan untuk menumbuhkan semangat entrepreneur.
Ketua SDM DPP Peradah Indonesia Bali I Dewa Putu Wirajaya menilai baik, KMHDI dan Peradah dalam menggelar kegiatan selama ini dominan masih terfokus seperti event organizing (EO) baik menggelar pelatihan, seminar, workshop atau pun kegiatan advodkasi di lapangan.
Hal ini dinilai penting dalam menambah skill sekaligus wawasan masing-masing selama proses kaderisasi. Sorotan lain, mengenai organ-organ bernafas agama di Bali masih dipandang sebelah mata. Panggung mereka kurang mendapat tempat di mata masyarakat.
Hal ini ditengarai karena kegiatan berbau budaya dan agama kerap difasilitasi dan dimotori oleh Pemerintah di Bali. Sementara misi perjuangan untuk umat Hindu di panggung nasional belum dirasakan signifikan. Masalah pendanaan juga kerapkali menjadi permasalahan klasik untuk menggerakkan mesin organisasi.
Organisasi pemuda diharapkan tak hanya sekadar berorientasi pada bantuan Pemerintah namun berani mendobrak tradisi baru dalam menggali dana. “Kuncinya organisasi pemuda harus kreatif dalam urusan penggalian dana agar tidak lelah menyusun proposal kegiatan,”kata Japa, mantan aktivis sekaligus pelaku usaha pertanian organik ini. (gek)