![]() |
Sarasehan Peran Perempuan dalam Perjuangan Rakyat Bali/ist |
Denpasar – Sarasehan peran perempuan dalam perjuangan rakyat Bali
digelar di UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Denpasar, Rabu (30/6/2021).
Acara ini serangkaian dengan ulang tahun Museum Perjuangan Rakyat Bali ke-18
tahun. Pada acara kali ini diisi narasumber Luh Riniti Rahayu dan I Gusti
Ngurah Seramasara.
Ngurah Seramasara mengatakan, terdapat beberapa perempuan yang berperan di
balik perjuangan Bali, salah satunya Jero Jempiring,keterlibatan beliau tidak
hanya terlibat fisik namun memberikan inspirasi dan kekuatan melawan belanda.
“Perempuan itu memiliki kemampuan Keksipokogis dalam memberikan kekuatan
kepada suami. Keterlibatan jero jempiring memberikan kekuatan simbolik. Perlu
dikaji lebih lanjut oleh psikologis,” ujar Seramasara.
Juga, ada Dewa Agung Istri Kanya sering disebut wanita besi,karena tidak
pernah mau menyerah dalam melawan tentara Belanda apapun yang terjadi Belanda
harus pergi dari Bali.
Dewa Agung memimpin perlawanan rakyat Klungkung menentang invasi Belanda di
Desa Kusamba, Bersama Mangkubumi Dewa Agung Ketut Agung, Dewa Agung.
Istri Kanya mengarsiteki penyerangan balasan terhadap Belanda di Kusanegara
yang berujung pada gugurnya pimpinan ekspedisi Belanda, Mayor Jenderal A.V.
Michiels.
Menurut Luh Riniti Rahayu ada 3 peran perjuangan ini peran perempuan yang
pertama model melawan penjajah Ini sebelum masa kemerdekaan.yang tercatat pada
sejarah.
Model kedua perempuan dalam pendidikan adalah seperti memajukan pendidikan
seperti kartini yang berjuang dengan penanya.
Sedangkan di Bali dari Tahun 1936 sudah ada untuk memajukan anak-anak dan kaum
perempuan, mereka mengumpulkan dana untuk membiayakan sekolah dan melawan
tradisi yang tidak adil.
Perempuan Bali dulu tidak di sekolah. Anak perempuan setelah nikah anak
perempuan tinggal di suaminya. Perempuan menjadi tidak pelajar dan seperti
dalam tempurung.
Model ketiga organisasi dan politik dikatakan masih jauh dari apa yang kita
harapkan.namun politik di Indonesia sudah ada politikus perempuan,presiden
perempuan dan pemimpin daerah perempuan. (lif)