Peringati Hari Lahir Pancasila, PDIP: Bangga Jati Diri Bangsa Sendiri

1 Juni 2018, 10:55 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto (kanan)/dok.

JAKARTA– Momentum peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni dimaknai oleh PDI Perjuangan untuk semakin memupuk rasa bangga terhadap jati diri bangsa sendiri bukan bangsa lain.

Peringatan Hari Lahirnya Pancasila setiap 1 Juni menggambarkan satu tekad, satu semangat, dan satu dasar tentang Indonesia Raya yang berdiri kokoh di atas Sila Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan Indonesia, Musyawarah, dan Keadilan Sosial. 

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, kesemuanya diperas menjadi satu, yakni Gotong Royong. 

“Peringatan Hari Lahirnya Pancasila ini semakin memerkuat kesadaran berbangsa, bahwa Pancasila tidak hanya menjadi dasar dan tujuan berbangsa dan bernegara, namun Pancasila harus menjadi the way of life dalam seluruh kehidupan kita bersama,” kata Hasto dalam rilis Jumat (1/6/2018)

Memeringati Hari Lahirnya Pancasila harus disertai narasi rasa cinta kepada tanah air, dengan bangga dengan jati diri bangsa sendiri, bukan bangsa lain. 

“PDI Perjuangan terus mendorong semangat patriotisme ini. Tidak ada bangsa besar, tanpa api perjuangan yang menyala-nyala untuk bangsa dan negaranya sendiri,” tegas Hasto. 

Kuncinya kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi; kembangkan riset dan terus berjuang menjadi bangsa berdikari dengan topangan kebudayaan kita sendiri. 

“Semangat berdikari hanya bisa terjadi apabila kita mencintai tanah air dengan sepenuh hati,” sambunnya

Sikap ketiga, PDI Perjuangan berharap agar seluruh komponen bangsa dapat membumikan Pancasila sebagai jati diri bangsa dan perekat keberagaman bangsa Indonesia yang begitu majemuk. 

“Jadilah Pancasilais sejati yang menjunjung tinggi jati diri bangsa, bukannya menjunjung tinggi jati diri bangsa lain. Selamat hari lahir Pancasila. Kita pahami seluruh jiwa dan semangatnya dengan memelajari Pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945,” demikian Hasto. (des)

Berita Lainnya

Terkini