KUPANG– Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Nusa Tenggara Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar diskusi kebangsaan peringati Hari Lahir Pancasila sekaligus berbuka puasa bersama melibatkan pemuda lintas agama provinsi berbasis kepulauan itu.
Diskusi kebangsaan menghadirkan sejumlah narasumber dari tiga agama dan akademisi serta unsur badan inteligen wilayah NTT.
“Ada Pater Dr Philipus Tule SVD, Wakil Ketus Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama NTT H Jalaludin Bethan dan unsur BIN NTT Daeng Rosada,” kata Ketua Umum Pengurus Wulayah GP Ansor NTT Abdul Muis di Kupang, Jumat (1/6/2018).
Diskusi kebangsaan itu, untuk kembali merekatkan nilai dan falsafah Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar hidup bernegaga di bumi nusantara yang berbhineka ini.
Apalagi Indonesia sedang mengalami guncangan, akibat sejumalah aksi radikal yang telah merenggut nyawa anak bangsa dan mengoyakkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Lihat peristiwa teror di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, pemboman gereja di Surabaya dan sejumlah aksi teror lainnya,” kata Muis.
Dengan sejumlah peristiwa itu, GP Ansor memandang penting melakukan kegiatan ini di momentum peringatan Hari Lahir Pancasila untuk kembali merekatkan nilai-nilai kebersamaan itu.
“Kita harus tetap satu dan utuh dalam naungan NKRI dan hanya Pancasila yang bisa mempersatukan kita,” ucapnya.
Dia juga mengatakan kegiatan yang dilakukan di bulan puasa ini juga sebagai simbol bagi para pemeluk muslim untuk kembali ke fitrah dan meraih kemenangan di Idul Fitri nanti.
Pihaknya sengaja menggandeng kegiatan diskusi ini dengan berbuka puasa bersama untuk mengungkapkan nilai nyata dari sebuah kebersamaan dan toleransi.
Hadir dalam kegiatan itu pemuda lintas agama dan mahasiswa dari sejumlah universitas di Kota Kupang. (arh)