Perkuat Seni Budaya, Gubernur Koster Rancang Festival Kebudayaan Internasional

7 Januari 2020, 19:20 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster saar peringatan HUT ke-34 Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di Taman Budaya Denpasar/ist

Denpasar – Dalam upaya memajukan dan menguatkan seni budaya Gubernur Bali Wayan Koster menggagas rencana untuk menyelenggarakan festival kebudayaan tingkat dunia di Bali.

Koster menegaskan, Bali akan menjadi yang pertama untuk menyelenggarakan festival budaya berskala dunia.

“Karena saya lihat belum ada negara manapun di dunia yang punya event seperti ini,” kata Koster dalam sambutannya di sela-sela HUT ke-34 Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Selasa (7/1/2020).

Dengan kapasitas dimiliki, Bali akan mampu menyelenggarakan gelaran yang mengundang seniman-seniman seluruh dunia, mengingat Bali sebagai sebuah kawasan yang sangat dikenal akan adat istiadat dan budayanya hingga mancanegara.

Pulau Bali ini kecil, tidak punya kekayaan alam seperti daerah lain. Meski demikian, Bali punya kelebihan, yakni kekayaan di bidang budaya yang sangat unik dan satu-satunya di dunia, ini yang harus dimaksimalkan.

“Angkat hal-hal besar di sisi budaya agar Bali punya nilai tambah tersendiri,” tegasnya.

Pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini menyatakan konsep festival yang direncanakan akan digelar medio November mendatang ini sedang dimatangkan dan segera dibuka ke publik.

Nantinya, para pesertanya diundang dari berbagai negara, terutama negara-negara yang kuat secara budaya dan Bali sebagai tuan rumah akan menampilkan yang terbaik.

Mantan anggota DPR RI selama tiga periode ini menegaskan, kebudayaan merupakan salah satu prioritas utama dalam masa pemerintahannya dan merupakan bagian tak terpisahkan sebagai kepribadian suatu bangsa.

Kata Koster, sejak awal, bahkan sejak sebelum menjabat sebagai gubernur, sudah merencanakan untuk memajukan kebudayaan Bali. Pembangunan budaya Bali harus serius. Tidak bisa dibangun secara parsial, dibangun dari hulu sampai hilir, menyeluruh.

“Harus punya skenario yang bagus, membangun dengan suatu tatanan dengan strategi yang bertahap. Budaya bukanlah hal yang biasa di Bali, tapi luar biasa. Untuk itu pemimpinnya harus peka dan sensitif terhadap budayanya, jika tidak, maka itu dosa besar,” tegasnya lagi.

Ia menilai tepat jika HUT Dinas Kebudayaan Provinsi Bali sekaligus dirangkaikan dengan pemberian sertifikat kepada sanggar atau lembaga seni.

Bagi sanggar dan khususnya para seniman memang harus selalu diadakan pembinaan secara berkesinambungan guna menjamin kualitas. Mulai 2020 akan serius melakukan sertifikasi terhadap sanggar, lembaga seni, yayasan dan lainnya agar semakin kuat.

Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan, menurut Gubernur Koster, akan berupaya meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan para seniman agar ke depan semakin terhormat dan menjadi tuan rumah di daerah sendiri.

“Fasilitas dan sarana pun harus bagus, tidak boleh memperlakukan seniman dengan asal-asalan. Itu tidak menghormati nilai-nilai seni kita di Bali,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan ‘Kun’ Adnyana menjabarkan bahwa serangkaian dengan HUT Disbud Bali tahun ini juga diberikan penghargaan bertajuk ‘Patakam Patram Budaya’ kepada sanggar seni yang dianggap sudah berperan dalam kemajuan seni.

Untuk tahun berikutnya, dialokasikan 200 sanggar atau yayasan seni lain untuk menerima sertifikasi serupa,” kata akademisi ISI Denpasar ini. Juga, diberikan surat pencatatan perlindungan ciptaan barang seni (Sertifikat Hak Cipta) karya seni tari hingga seni rupa kepada 33 karya seniman Bali.

Beberapa di antaranya merupakan karya maestro-maestro besar Bali seperti patung karya I Nyoman Tjokot, Lukisan IB Made Poleng, I Gusti Nyoman Deblog, dan maestro lainnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini