Kabarnusa.com – Untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka tidak ada cara lain kecuali menjaga dan mengamalkan apa yang terkandung dalam dasar negara Pancasila.
Masalah dasar negara Pancasila itu dibedah dalam Focus Group Discussion (FGD) diadakan Lingkar Studi Mahasiswa Bali, di Aula STAI Denpasar. Selasa 24 Maret 2015.
Saat salah satu peserta menanyakan, apakah Pancasila masih sakti untuk dijadikan sebagai pedoman negara Indonesia, dengan mengacu kemerosotan hampir di setiap sektor di Indonesia.
Ketua Forum Perempuan Bali Karya (FPBK), Dewa Ayu Putu Sri Dewa Sri Wigunawati yang turut hadir pada acara, sebagai Partner diskusi mencoba memberikan penjelasan yang cukup gamblang.
Menurut dia, sebenarnya masalahnya bukan terletak pada Pancasila namun bangsa yang saat ini, tidak lagi mampu memahami dan sadar akan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila teresebut.
Sri Wigunawati juga menekankan bahwa Pancasila merupakan harga mati yang jika ingin mempertahankan keberlangsungan NKRI,
Pancasila itu harga mati, karena cuma pancasila yg dapat mempersatukan ratusan suku bangsa yang tersebar antara sabang hingga merauke.
“Bayangin betapa besarnya peluang konflik antar suku bangsa yg bisa terjadi di negara ini, namun pancasila dapat menyatukan kita hungga saat ini,” sambung ,” tegas aktivis Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali.
FGD mengambil tema Aplikasi Nilai-nilai pancasila dalam membentuk karakter sosial masyarakat Indonesia.
Forum menemukan kesepakatan antara lain setiap warga indonesia harus senantiasa manjadikan pancasila sebagai pedoman dalam hal apapun di negara ini,
selain itu, untuk mencapai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila semua pihak di negara ini harus saling bersatu memajukan bangsa.
Dalam mewujudkan kemauan nasional kesadaran nasional, dan aksi nasional intuk mewujudkan negara Indonesia menjadi negara maju di masa depan. (ali)