KabarNusa.com,
Tabanan – Pembangunan sektor pertanian di Indonesia masih belum memihak
kepada nasib petani akibat minimnya alokasi anggaran untuk pertanian .
Ketua
Umum Partai Gerindra yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
(HKTI) Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Tabanan menyempatkan
mengadakan pertemuan dengan petani di Sanggulan, Senin, (17/3/2014).
Dalam
acara dikemas berupa kegiatan “Sarasehan Tani Tabanan Bangkit”, Prabowo
memaparkan tentang kondisi pertanian di Indonesia serta program-program
yang akan dilakukannya dalam membangun pertanian.
Dirinya, masuk dalam HKTI karena kecewa melihat kejanggalan pembangunan pertanian di Indonesia.
Disebutkan, Indonesia negara di dunia peringkat ke lima terkaya di bidang sumber daya alam.
Namun
dalam pengelolaan sumber daya tersebut indonesia berada di urutan
seratus. “Ini penilaian para pakar di luar negeri,’ katanya
Menurut dia, selama 15 tahun terakhir Indonesia tiap tahun untung trilyunan rupiah .
“Tapi kenapa masih terjadi krisis di Indonesia,” ucapnya bertanya.
Dia ingin menggugah rakyat Indonesis, bahwa kekayaan kita sedang dirampok diambil ke luar negeri.
“Setiap
tahun kita kehilangan 4 ribu trilun rupiah. Inilah mengapa sektor
pertanian kita ketinggalan karena uangnya diambil,” sebutnya.
Untuk pembangunan pertanian alokasi dananya kecil sekali. Kurang dari 2 persen APBN atau hanya satu persen.
Padahal
masyarakat yang hidup di sektor pertanian sekitar 50 persen tapi
anggaran untuk pertanian hanya satu persen.” Ini janggal ini tidak adil
ini sumber masalahnya!,” tegasnya
Melihat keadaan tersebut HKTI
minta alokasi anggaran pertanian 10 persen dari APBN yang akan
digunakan untuk pengadaan saprodi, pemasaran dan pembangunan pertanian
lainnya.
Alokasi anggaran 10 persen Itu dilaksanakan di negara negara tetangga kita seperti di Malaysia, Vietnam dan Thailand.
Kata
Prabowo, kondisi lain terjadi di Indonesia, sudah alokasi anggarannya
hanya satu persen, uang yang beredar di Indonesia tersedot dari desa
masuk ke Jakarta. (gus)