Presiden Joko Widodo saat menerima utusan ADB (foto:Setkab) |
Kabarnusa.com – Presiden Joko Widodo menghadapi tantangan berat dalam menggairahkan perekonomian apalagi di tengah situasi ketidakstabilan politik dewasa ini.
Menurut pengamat ekonomi Asia, Gareth Leather, saat ini angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mengecewakan.
Hanya saja, dia tak menyebut angka pasti besaran pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun awal 2015.
Leather hanya membandingkan produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh hanya sebesar 5 % pada tahun 2014, dibandingkan dengan revisi 5,58% tahun sebelumnya.
“Indonesia merupakan eksportir utama komoditas seperti kelapa sawit, karet, batubara dan timah tapi pendapatannya jatuh karena penurunan harga,” sebutnya dalam sebuah laporan.
Selain itu, keraguan investasi asing karena ketidakpastian politik yang terjadi di Indonesia menjadikan tidak menguntungkannya perekonomian di Tanah Air.
“Presiden Joko Widodo menghadapi tantangan berat untuk menghidupkan kembali perekonomian,” tulisnya dikutip BBC.
Ia mengatakan, kondisi rendahnya harga komoditas dan tingkat suku bunga tinggi akan membebani kegiatan ekonomi Indonesia.
Kata dia, Presiden Jokowi yang menjabat pada bulan Oktober berjanji untuk memangkas birokrasi, meningkatkan infrastruktur dan mengatasi masalah fiskal sebenarnya bisa menarik lebih banyak investasi. (ali)